Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zukunft, Machen Sie Jetzt! Perspektif Anak Diaspora di Jerman tentang Punya Anak dan Masa Depan

14 Maret 2021   03:53 Diperbarui: 14 Maret 2021   09:27 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Janji

Janji untuk suatu masa depan bagi masyarakat tradisional itu sangat penting. Mengapa? Karena kenyataan menunjukkan bahwa mereka bisa hidup hanya dengan modal kekuatan janji. Janji setia sebagai pasangan itulah kekuatan untuk membangun masa depan. 

Keadaan Zero itu telah diterima sebagai sesuatu yang biasa, namun tidak berarti bahwa mereka zero dalam kerja keras dan komitmen hidup mulai baru dari sekarang. 

Tidak begitu. Mereka adalah orang-orang biasa yang tidak meletakkan dasar rumah tangga mereka pada kekuatan uang, tetapi pada hidup yang optimis karena keduanya bergandengan tangan dengan setia dan percaya bahwa jika "Burung pipit yang tidak bekerja bisa hidup dan dapat makan, apalagi manusia yang giat bekerja, pasti punya hidup dan masa depan." Maaf ini bukan pledoi dari keterbelakangan masyarakat Flores, tetapi kenyataan dan keyakinan mereka yang bisa saya katakan. 

2. Harapan

Harapan yang dimaksud disini adalah harapan untuk bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri. Filosofi sederhana mereka adalah awal dari kehidupan bersama adalah saat sekarang ini ketika kita berjumpa dan mengikat janji setia bersama menjalani hidup ini. Jika kita bersama, maka kita bisa. Jika kita menanam, maka kita akan menuai. 

Saya sendiri dari latar belakang keluarga yang memulai hidup rumah tangga dari Zero. Tetapi, mengapa saya bisa sampai di Jerman? Saya bersyukur kepada Tuhan, karena ternyata hidup dan masa depan itu bukan hanya soal dimensi uang, tetapi iman. 

Maaf lebih kerennya kalau diungkapkan secara lain, mirip dalam bahasa Jerman bukan hanya Geld und Gold (Uang dan Emas), tetapi Gott (Tuhan). Dia yang punya kuasa mengubah  manusia dan merencanakan semuanya. Memang indah sih jika, orang punya jaringan G3 (Gott, Geld und Gold). 

b). Relevansi bagi masyarakat modern

Nah tentu berbanding terbalik, dengan konteks masyarakat modern. Pertimbangan tentang Zukunft bagi masyarakat modern adalah lebih soal faktor kesiapan secara ekonomi dan pekerjaan. Bagi mereka, ekonomi dan pekerjaan akan jauh lebih penting dari pertanyaan tentang kapan punya anak. Mengapa?

Ada 2 alasan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun