Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mungkinkah Seseorang Menghapus Kenangannya?

9 Maret 2021   15:34 Diperbarui: 9 Maret 2021   16:12 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesempatan diskusi atau bincang-bincang santai sering juga orang berbicara tentang kenangan. Kenangan itu tidak selamanya kenangan yang indah, tetapi juga ada kenangan masa lalu yang sedih, pahit dan menyakitkan. 

Umumnya orang suka mengenang kembali kenangan yang indah, lucu dan gembira sifatnya. Sebaliknya orang akan berjuang sebisanya untuk melupakan kenangan pahit, sedih dan menyakitkan itu, bahkan jika bisa dihapuskan, maka sebaiknya kenangan pahit itu dihapuskan dari ingatan. Pertanyaannya, apakah mungkin orang menghapus kenangannya?

Ulasan pada kesempatan ini tentu berangkat dari pengalaman pribadi, bagaimana menjawab pertanyaan di atas. Berangkat dari pengalaman itu, saya menemukan 5 cara menghapus kenangan. 

Cara terbaik menghapus kenangan adalah menerima kenangan itu

Seberapa sering orang berjuang melupakan kenangan pahit masa lalu, tetapi ternyata orang selalu gagal, bahkan kenangan itu terngiang-ngiang, mengganggu konsentrasi seseorang. 

Pengalaman pribadi membuktikan hal ini, bahwa sebenarnya siapa pun tidak bisa menghapus kenangan, kecuali kenangan kecil yang tidak terlalu berarti, misalnya suatu waktu ia mengantuk dan tertidur dalam suatu perjalanan. 

Hal seperti tertidur dalam perjalanan rasanya terlalu sering bisa terjadi. Namun, kenangan pahit seperti ditinggalkan sang kekasih, atau suatu bencana yang menelan korban seperti teman sekolah yang selalu bersama. Hal itu tentu tidak mudah. 

Melupakan kenangan pahit, kehilangan, menyakitkan hanya mungkin terjadi untuk beberapa saat, selanjutnya kenangan itu akan bisa datang lagi kapan saja. Jadi, sebetulnya kenangan itu tidak bisa dihapus. Cara terbaik agar kenangan pahit itu tidak mengganggu pikiran seseorang adalah dengan berproses sampai bisa menerima peristiwa dan kejadian itu. 

Bahkan pencapaian terbaik dari suatu proses sampai pada seseorang bisa melihat pesan dari peristiwa atau kejadian yang menyakitkan itu. Ada beberapa tahap yang memungkinkan seseorang sampai pada kemampuan menerima kenangan pahit:

1. Tahap Meditasi buka hati

Suatu eksperimen sederhana sudah pernah saya lakukan sejak tahun 2010. Bersama beberapa teman kami mengorganisir kegiatan meditasi bagi orang muda. 

Meditasi ini pernah saya pelajari dari sebuah buku karangan Irmansyah Effendi yang kemudian saya sesuaikan dengan konteks kelompok pendampingan di lapangan. 

Beberapa hal yang penting tentunya: ruangan perlu dikondisikan dengan baik, lampu yang tidak terlalu banyak cahaya, instrumen yang mendukung saat hening pasti selalu berguna. 

Simbol menaruh tangan pada hati, menjadi simbol khas lalu peserta diarahkan untuk mengatur pernapasan sampai pada keadaan yang santai tanpa tekanan. Kemudian, peserta dibimbing perlahan-lahan untuk mendengar suara di sekitarnya, sampai pada bimbingan yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenang kembali masa lalunya. 

Ajakan untuk menempatkan diri tanpa membela diri, ajakan untuk mengampuni tanpa menuntut orang lain, ajakan untuk menaruh kasih kepada yang lain atau orang tua dan bertanya apa yang akan terjadi seandainya mereka tidak ada lagi. Siapakah yang paling mengasihi selain orang tua. Semua itu menjadi suatu proses yang menyanggupkan seseorang keluar dari kenangan pahit masa lalu dan perlahan belajar memiliki cara pandang yang jernih tentang siapakah sesama itu. 

2. Tahap berbagi cerita dengan orang yang dipercaya

Terlihat sederhana cara berbagi cerita pada orang yang dipercayai sangat membantu seseorang untuk bertumbuh tanpa terikat oleh kenangan buruk masa lalu. Bercerita sebenarnya metode yang tidak baru lagi, cuma yang penting dalam proses itu adalah bagaimana partner bicara memberikan respond.

Cerita dan pendengar itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan, bahkan pendengar tidak boleh lengah memberikan respon positif dan repotnya sekali saja teman yang menceritakan pengalaman atau kenangan pahitnya kecewa dengan respon pendengar, maka hal itu bisa menghilangkan rasa percaya, bahkan bisa menjadi kenangan baru yang juga pahit. Jadi, orang perlu memiliki kemampuan mendengarkan dan memberikan respon yang benar-benar sesuai. 

3. Tahap menolong diri sendiri

Dari pengalaman saya, tahap menolong diri sendiri,  dimengerti sebagai saat di mana seseorang memulai sesuatu yang baru bukan dari pengaruh orang lain atau bukan berdasarkan pada apa kata orang.  

Sering terjadi bahwa orang tidak bisa melakukan hal lain lagi, hanya karena kata-kata orang lain tentang dirinya begitu kuat memojokkan dirinya, seakan-akan dia tidak bisa lain dari yang dikatakan orang lain. 

Saya mengalami itu dan saya namakan itu sebagai saat terjepit oleh konsep kerdil orang lain. Dalam hal ini, orang belajar menjadi kritis untuk membedakan mana kata-kata yang baik dan yang tidak menolong dirinya.

Saya percaya bahwa manusia itu adalah makhluk dinamis. Artinya, suatu waktu ia bisa punya kemungkinan untuk berubah jadi baik dan berkembang. Belum lagi kalau energi kreativitas dalam dirinya disadari dan dikembangkan dengan baik. 

Pada saat seperti itu, orang perlu yakin dengan dirinya sendiri bahwa kata dan keyakinan dirinya akan jauh lebih menolong dirinya sendiri, daripada bergulat dengan komentar orang lain yang tidak bertanggung jawab. 

Jadi, tolonglah diri sendiri melalui pikiran positif (positive thinking) tentang diri sendiri yang bisa punya kata dan keyakinan, bahkan bisa menjadi dinamis dan kreatif. 

4. Tahap mengeluarkan kenangan pahit dari pikiran

Tahap ini saya sadari sebagai tahap yang tidak kalah pentingnya dari tahap lain. Cara mengeluarkan atau membongkar kenangan pahit sampai bisa menerimanya adalah dengan menuliskan kisah dan peristiwa yang telah berubah menjadi kenangan yang pahit itu. 

Menulis dengan tujuan mengeluarkan kenangan dari pikiran itu sungguh tidak mudah, ada beberapa kemungkinan tantangan yang bisa terjadi: 

a. Terhenti sebelum semua diungkapkan

b. Berubah menjadi sedih, bahkan ada tangisan

c. Larut tanpa kata (fassungslos) 

d. Muncul niat dan tekad baru untuk tegar

Bagaimanapun empat hal ini dialami seseorang dan mungkin orang tidak bisa lagi menulis, sebaiknya tidak dipaksakan untuk waktu tertentu harus di selesaikan semuanya. Menulis bisa menjadi proses yang terus menerus dilakukan. 

Menulis dalam kaitan dengan kenangan pahit itu, paling baik dengan gaya bercerita. Intinya adalah menceritakan kembali peristiwa itu. Maaf semua ini adalah pandangan pribadi yang lahir dari refleksi atas proses yang pernah dilalui. 

Saya percaya bahwa setiap orang tentu memiliki pengalaman berbeda, bahkan melalui cara dan proses yang berbeda pula untuk menerima kenangan pahit dalam hidupnya. 

Angklung dan proses menjadi nada

Satu keyakinan yang tidak kalah pentingnya adalah menggunakan pendekatan Spiritualitas tentang bagaimana sesuatu itu diubah. Saya bukan pemain Angklung yang hebat, cuma saya suka dengan bunyi dan filosofinya. 

Angklung terbuat dari Bambu, bahan sederhana yang di tempat kelahiran saya murah meriah. Bambu diperoleh tanpa harus dibeli. Saya hanya mau mengatakan Bambu tidak terlalu berharga di daerah-daerah yang banyak Bambu. Namun, coba bayangan, Bambu yang telah dikeringkan, dibersihkan, diukir, dilubangi, lalu dengan ukuran tertentu akhirnya menjadi nada. 

Proses pahit ketika dipotong, dibersihkan, dilubangi adalah kenangan pahit, seandainya Bambu punya rasa. Kenyataannya, proses pahit itu harus dilewati agar bisa berubah dan bergengsi. Artinya, ini soal cara pandang, kenangan pahit, mungkin tidak selamanya buruk, karena bisa jadi itu adalah proses untuk mencapai suatu perubahan kepada yang lebih baik. 

Oleh karena itu, kalau saya ditanya apakah mungkin orang menghapus Kenangannya? Saya jawab orang tidak bisa menghapus kenangannya, tetapi orang bisa belajar banyak hal dari perjuangan menerima kenangan pahit. 

Yang pahit dan sakit di masa lalu, memang itu adalah kenangan yang tidak enak, namun ketika orang bisa mengolah dan menerimanya dengan bijak dan kreatif, maka sangat mungkin kenangan itu akan menjadi nada-nada indah dari kehidupan ini. Nada kesaksian bahwa pernah dalam hidup ini, orang bisa mengubah pahit menjadi manis, yang kering dan garing menjadi nada yang beragam suaranya. Salam berbagi. 

Ino, 9.03.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun