Perilaku Konsumen Di Indonesia
Penelitian McKinsey & Company menunjukkan bahwa 48% konsumen telah mencoba atau mengganti tempat belanja mereka. Sekitar 60% konsumen mengganti tempat belanja mereka dengan alasan lebih dekat dari rumah. Namun, 98% konsumen berencana kembali ke brand yang biasa mereka gunakan.
Ketika ditanya, "Apa faktor yang paling penting untuk menciptakan pengalaman belanja di toko selama wabah COVID-19?" Pertama, 62% konsumen mengatakan ketersediaan produk. Oleh karena itu, hal yang harus Anda lakukan adalah memastikan rantai pasokan terpenuhi sehingga produksi tidak terhambat dan Anda mampu menghadirkan produk dengan lebih lengkap.Â
Kedua, 59% konsumen mengatakan ketersediaan layanan higiene untuk digunakan konsumen di dalam toko. Dalam hal ini penting bagi Anda untuk memastikan ketersediaan berbagai kebutuhan kebersihan mulai fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, pelayanan kebersihan, sarung tangan untuk karyawan, hingga menginformasikan standar kebersihan yang telah dilakukan kepada pelanggan.
Penelitian tersebut juga menunjukkan pentingnya low touch activity, dimana 31% konsumen mengatakan dapat berbelanja di toko tanpa berinteraksi dengan staf. Ini adalah bagian dari low touch service, banyak business process bahkan business model yang harus berubah dalam rangka meminimalisir proses interaksi pada upaya menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa ke konsumen.Â
Penggunaan berbagai teknologi digital bisa menjadi alternatif. Kemudian hal yang tidak kalah penting adalah praktek kebersihan. Dimana 30% konsumen mengatakan staf toko menunjukkan praktik kebersihan.Â
Secara praktis, data ini bisa menjadi rujukan akan pentingnya kita melatih staf untuk benar-benar mempraktikan kebersihan dan berbagai upaya pencegahan infeksi. Beberapa hal pendukung lainnya diantaranya, harga yang tetap terjangkau, komunikasi transparan tentang perubahan apa yang toko sediakan, komunikasi proaktif tentang kebijakan pembersihan toko, promosi, ketersediaan private brand, dan adanya bantuan dari staf toko.
Kecemasan Ekonomi Masyarakat Indonesia
Â
Selain itu, 26% sangat setuju, 27% setuju, dan 21% agak setuju bahwa mereka khawatir dengan pendapatan keluarga mereka akan terdampak situasi COVID-19 sampai pada tingkat mereka tidak mampu memenuhi kebutuhannya.Â
Hal ini menggambarkan dan menunjukkan kekhawatiran masyarakat pada kondisi ekonomi mereka. 14% sangat setuju, 26% setuju, dan 25% agak setuju bahwa mereka berencana untuk membatalkan sesuatu yang mereka rencanakan untuk beli karena ketidakpastian dari COVID-19.