Dalam paradigma normal baru dari perspektif kesehatan, secara prinsip New Normal adalah cara baru untuk berpikir, memutuskan, dan melakukan urusan kita yang biasa dengan kesadaran kuat untuk tetap sehat dengan cara :
1. Mengurangi kerentanan dengan menjaga gaya hidup sehat,
2. Mengurangi penularan virus dengan mengamati langkah-langkah pengendalian infeksi,
3. Mengurangi kontak dengan yang berpotensi membawa penyakit,
4. Mengurangi durasi infeksi dengan membangun mekanisme manajemen penyakit yang efektif,
5. Memastikan tata kelola dan akuntabilitas dengan menerapkan peraturan dan kebijakan kesehatan yang kuat.
Peningkatan Perhatian pada Kesehatan dan Kebersihan
Krisis kali ini memiliki perbedaan dibanding krisis-krisis sebelumnya, dimana ada elemen kesehatan yang memengaruhi, bahkan menjadi penyebab utama dari krisis.
Perceived severity atau perasaan takut terhadap infeksi dan perceived susceptibility  atau perasaan sebagai bagian yang rentan terhadap resiko infeksi telah mendorong banyak orang untuk melakukan pencegahan, mulai intensitas cuci tangan yang meningkat, desinfeksi yang lebih sering, penggunaan masker ketika beraktivitas, termasuk membelanjakan uang mereka untuk mencegah penularan. Selain itu, Kebersihan adalah elemen inti dari kesehatan. Oleh karenanya, masyarakat akan meningkatkan perhatian pada kebersihan sebagai upaya mencegah penularan.
Peningkatan perhatian pada kesehatan dan kebersihan ini juga mengubah perilaku konsumen. Kita bisa lihat peningkatan penjualan alat pembersih rumah, makanan sehat, dan perawatan pribadi, dan lain sebagainya. Peningkatan kesadaran kebersihan dan kesehatan ini bisa dilihat dari peningkatan penjualan peralatan kebugaran pada Amazon di Jerman dan Inggris sekitar 60 persen setiap pekan pada bulan Maret.
Â
Cara penularan virus dan fakta mengenai lamanya ia bertahan di permukaan menjadikan banyak orang berhati-hati dengan orang dan produk yang berinteraksi dengan mereka. Di hari-hari mendatang orang akan mengharapkan indikator formal kebersihan dan kesehatan dari orang atau produk yang berinteraksi. Keamanan dari resiko penularan virus COVID-19 akan menjadi penting dan menjadi pertimbangan publik dalam melakukan berbagai transaksi.
Dalam konteks dunia usaha, perusahaan perlu memperhatikan cara mereka membuat kemasan, meningkatkan kebersihan dalam proses produksi dan distribusi, mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur kesehatan mereka, hingga menampilkan berbagai catatan kesehatan karyawan yang berinteraksi dengan pelanggan. Sebagai contoh, di Cina fasilitas food delivery menampilkan temperatur tubuh real time untuk orang yang mengantarkan makanan.
Perubahan kesadaran kesehatan dan kebersihan ini akan dipertahankan, walaupun pandemi ini berakhir. Setelah pandemi berakhir, setiap orang akan tetap peduli dan bertanggung jawab pada kesehatan diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka akan tetap terbiasa cuci tangan rutin, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Kebiasaan ini akan tetap dipertahankan karena kekhawatiran yang masih menetap atas resiko penularan infeksi COVID-19.
Peningkatan Investasi di Bidang Kesehatan
Peningkatan investasi di sektor kesehatan akan tumbuh secara signifikan pada fase The Next Normal. Sebelum pandemi COVID-19, investasi di sektor kesehatan sudah diprediksi tumbuh. Pada tahun 2019, Penelitian dari Urban Land Institute (ULI) melakukan survei kepada 100 investor, developer, fund manager, konsultan, dan analis.
Mereka menemukan bahwa 85% responden memprediksi peningkatan investasi di kesehatan dalam 3 tahun mendatang, dengan 17% yakin akan terjadi kenaikan signifikan. Oleh karena itu, COVID-19 akan mendorong percepatan meningkatkan investasi kesehatan. Peningkatan yang terjadi akan lebih besar dari yang diprediksi.
Â
Dampak pada Rumah Sakit
Sektor kesehatan pada umumnya menjadi sektor yang termasuk potential winner atau berpotensi menang, diuntungkan, dan tumbuh selama pandemi ini. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada semua lini kesehatan. Banyak rumah sakit saat ini kehilangan banyak pendapatan karena menunda prosedur elektif dan memberikan ruang bagi pasien coronavirus. Penundaan ini bisa berakibat komplikasi medis bagi pasien dan penurunan kualitas hidup. Namun, banyak dari prosedur elektif ini hanya dapat ditunda selama beberapa minggu, bukan berbulan-bulan.
Hal tersebut penting untuk memastikan hasil dari pelayanan kesehatan pasien tetap baik atau kualitas hidup pasien tetap terjaga. Oleh karena itu, rumah sakit mencari cara untuk membuka kembali layanan mereka kepada pasien dengan membatasi resiko penularan dan meningkatkan kapasitas sistem kesehatan. Bahkan di Amerika Serikat, ada insentif keuangan yang sangat besar untuk melakukan pendaftaran ulang prosedur elektif. Hal ini mendorong beberapa rumah sakit untuk bergerak cepat.
Pada banyak kasus, melanjutkan perawatan kesehatan diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Rumah sakit dan dokter perlu menentukan kasus yang dapat ditunda dan tidak, serta pasien mana yang harus didahulukan dan diprioritaskan pelayanannya. Mereka harus menentukan kategori, sistem, dan penilaian baru berdasar pada tingkat urgensi dan risiko. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk menentukan perawatan perlu dilakukan sekarang atau dapat ditunda, diantaranya seberapa mendesak prosedur ini diperlukan? Apakah pasien kesakitan? Apakah mereka dapat mempertahankan kualitas hidup mereka? Seberapa menular virus di komunitas lokal?
Disisi lain banyak pasien menunda dan membatalkan kunjungan ke rumah sakit karena kekhawatiran terhadap resiko penularan COVID-19 di rumah sakit. Mereka menganggap rumah sakit sebagai tempat yang beresiko tinggi menularkan COVID-19. Hal ini juga ikut berkontribusi pada pengurangan pendapatan rumah sakit.
Era Baru Smart Hospital
Berbagai lini kehidupan sekarang mencoba mengarah ke "smart", sebut saja smart city, smart building, dan lain sebagainya. Tidak terkecuali layanan kesehatan kita dengan smart hospital. Paradigma dasarnya adalah mengadopsi penggunaan teknologi untuk memudahkan berbagai aktivitas dalam memberikan produk atau layanan.
Smart hospital menggunakan banyak teknologi inovatif untuk meningkatkan kualitas perawatan dan pelayanan pada pasien sambil mengurangi biaya. Penggunaan teknologi, digitalisasi, dan otomatisasi telah mempengaruhi semua sektor secara mendalam, termasuk pada sisi layanan kesehatan. Beberapa hal yang akan mempengaruhi diantaranya artificial intelligence (AI), robotics, precision medicine, 3-D printing, augmented reality/virtual reality, genomics, telemedicine, dan lain sebagainya.
Untuk menghadapi tantangan di masa mendatang, fasilitas kesehatan harus memasukkan teknologi ke dalam perawatan kesehatan dan pelayanan mereka. Penggunaan teknologi bisa menurunkan pengeluaran biaya kesehatan lebih dari 10% dari keseluruhan pengeluaran biaya kesehatan nasional. Tiga kata kunci dari smart hospital ini sendiri adalah pengalaman pelanggan, hasil, dan biaya.
Pertumbuhan Telemedicine
Telemedicine akan menjadi bagian dari masa depan pelayanan kesehatan. Di sektor kesehatan layanan telemedicine baik fisik maupun mental, mengalami peningkatan user lebih dari 50% di sebagian besar negara. Pandemi COVID-19 menjadi titik balik yang menentukan bagi pertumbuhan telemedicine. Di Inggris telemedicine mengalami perkembangan 70 ---100% setiap pekan. Perkembangan teknologi digital menjadi bagian penting dari The Next Normal layanan kesehatan, 70% dari konsumen telah mengatakan bahwa mereka memilih layanan digital sampai telepon untuk banyak interaksi kesehatan.
Pergeseran dari Pengobatan Penyakit ke Manajemen Kesehatan
Perubahan fundamental yang terjadi adalah pergeseran dari pengobatan penyakit ke manajemen kesehatan. Dimana sektor kesehatan tidak lagi berfokus pada layanan kuratif, tapi juga menjadikan promotif, preventif, dan rehabilitatif sebagai prioritas layanan. Hal ini didorong oleh keinginan masyarakat untuk hidup lebih sehat dan lebih lama.
Pergeseran ini telah terjadi di banyak negara dunia. Sebagai gambaran, Singapura telah mendirikan organisasi kesehatan bernama Health Promotion Board yang mendorong penduduk mengadopsi pola hidup sehat melalui penyebaran informasi yang berdasarkan fakta dan program preventif di rumah, sekolah, dan tempat kerja. Semua masyarakat di Singapura didorong untuk memerhatikan makanan mereka, olahraga secara teratur, dan melalui skrining pencegahan. Hal ini diharapkan mampu mengurangi kemungkinan perkembangan penyakit dan perawatan di rumah sakit. Health Promotion Board memberikan perhatian yang lebih besar pada segmen manajemen kesehatan dan segmen di luar rumah sakit.
Pasien Lebih Informatif dan Patient Centric
Saat ini banyak pasien menjadi lebih mengetahui tentang informasi kesehatan dan lebih berdaya dalam membuat keputusan perawatan kesehatan mereka. Meningkatnya tingkat pendidikan, tingkat literasi, akses internet, dan penggunaan perangkat digital memudahkan akses informasi kesehatan untuk mereka. Pasien-pasien sekarang meminta informasi lebih banyak dan meminta dilibatkan ketika keputusan perawatan dibuat, mulai keputusan rawat inap, pilihan pengobatan yang bisa mereka pilih, dan lain sebagainya. Saat ini, keputusan medis sering kali dibuat bersama antara dokter dengan pasien.
Patient centric saat ini menjadi perhatian baru berbagai layanan kesehatan. Beberapa hal yang mendukung layanan kesehatan menjadi patient centric diantaranya konsultasi online, dukungan tim multidisipliner, dan modal baru perawatan kesehatan.
Mengarah ke Layanan Kesehatan Primer
Model lama dimana rumah sakit menjadi fasilitas yang berdiri sendiri dengan menyediakan semua layanan untuk semua orang telah mulai berkurang. Saat ini mulai bertumbuh, dimana rumah sakit menjadi satu komponen yang terhubung dengan ekosistem kesehatan lainnya.
Data menunjukkan bahwa 82% konsumen mengatakan mereka ingin menggunakan klinik untuk vaksinasi, 80% konsumen mengatakan mereka ingin mendapatkan perawatan untuk sakit ringan pada klinik, 40% kunjungan klinik adalah sakit atau luka ringan, 76% konsumen mengatakan mereka ingin mencari tes lab di klinik, dan 74% ingin mengunjungi klinik untuk screening pencegahan kesehatan. Hal ini tentunya belum tentu sesuai dengan kondisi di Indonesia, tapi sentimen tersebut perlu kita perhatikan.
Saat ini, sudah mulai banyak layanan kesehatan yang dipindahkan di luar rumah sakit dan diberikan oleh penyedia layanan kesehatan lain dalam ekosistem kesehatan. The Next Normal layanan akan melihat rumah sakit untuk terhubung dengan ekosistem kesehatan di luar sana.
Fokus pada Kualitas dan Hasil Klinis
Kesalahan diagnosis dan perawatan umum terjadi di layanan kesehatan. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 5% diagnosis di rawat jalan tidak benar dan berkontribusi pada 10% kematian pasien. Laporan terbaru di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa tingkat kesalahan diagnosis mungkin bahkan lebih tinggi. WHO memperkirakan bahwa di negara-negara maju, 7 dari setiap 100 pasien rawat inap mengalami infeksi terkait perawatan kesehatan setiap tahun.
Di Amerika Serikat saja, lebih dari 210 miliar US dollar dihabiskan setiap tahun untuk layanan yang tidak perlu. Data-data tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit membutuhkan transformasi fundamental untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. AI, robotik, dan teknologi baru lainnya dapat meningkatkan presisi perawatan dan secara mengurangi kemungkinan kesalahan secara signifikan.
The Next Normal di sektor kesehatan bertumpu pada orientasi jangka panjang, seperti presisi yang lebih tepat, kesalahan yang lebih sedikit, dan hasil perawatan yang lebih baik. Disisi lain, tantangan jangka pendek, seperti pengendalian biaya dan optimalisasi efisiensi menjadi faktor lain. Pasien saat ini berharap layanan kesehatan yang lebih mudah, nyaman, berkualitas, namun tetap efisien
Reformasi Pembiayaan Kesehatan
Meningkatnya biaya perawatan kesehatan telah menjadi perhatian utama di banyak negara. Selama 1 dekade terakhir, Amerika Serikat telah membelanjakan lebih dari 17% PDBnya untuk perawatan kesehatan setiap tahun, sedangkan Cina sudah menghabiskan 6% PDBnya untuk perawatan kesehatan. Biaya tersebut memiliki tren terus meningkat dari tahun ke tahun dan mengakibatkan banyak kota dan provinsi mengalami defisit setiap tahunnya.
Reformasi pembayaran yang berfokus pada value dan memperkenalkan pembagian risiko yang lebih besar antara pembayar dan penyedia layanan kesehatan sedang diuji. Di Amerika telah diperkenalkan episode perawatan, sedangkan di Cina sudah diluncurkan skema Diagnosis Related Group (DRG). Beberapa cara yang dianggap berhasil untuk mereformasi pembayaran dan memberikan penghematan yang lebih besar diantaranya, electronic health record, otomatisasi rumah sakit, koordinasi perawatan, dan tindakan preventif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H