Mohon tunggu...
Gamal Albinsaid
Gamal Albinsaid Mohon Tunggu... Dokter - Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

The Next Normal Kesehatan Pasca Covid-19

19 Juni 2020   19:00 Diperbarui: 19 Juni 2020   19:11 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh COVID-19 Terhadap Konsumsi

Mengarah ke Layanan Kesehatan Primer
Model lama dimana rumah sakit menjadi fasilitas yang berdiri sendiri dengan menyediakan semua layanan untuk semua orang telah mulai berkurang. Saat ini mulai bertumbuh, dimana rumah sakit menjadi satu komponen yang terhubung dengan ekosistem kesehatan lainnya.

Data menunjukkan bahwa 82% konsumen mengatakan mereka ingin menggunakan klinik untuk vaksinasi, 80% konsumen mengatakan mereka ingin mendapatkan perawatan untuk sakit ringan pada klinik, 40% kunjungan klinik adalah sakit atau luka ringan, 76% konsumen mengatakan mereka ingin mencari tes lab di klinik, dan 74% ingin mengunjungi klinik untuk screening pencegahan kesehatan. Hal ini tentunya belum tentu sesuai dengan kondisi di Indonesia, tapi sentimen tersebut perlu kita perhatikan.

Saat ini, sudah mulai banyak layanan kesehatan yang dipindahkan di luar rumah sakit dan diberikan oleh penyedia layanan kesehatan lain dalam ekosistem kesehatan. The Next Normal layanan akan melihat rumah sakit untuk terhubung dengan ekosistem kesehatan di luar sana.

Fokus pada Kualitas dan Hasil Klinis
Kesalahan diagnosis dan perawatan umum terjadi di layanan kesehatan. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 5% diagnosis di rawat jalan tidak benar dan berkontribusi pada 10% kematian pasien. Laporan terbaru di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa tingkat kesalahan diagnosis mungkin bahkan lebih tinggi. WHO memperkirakan bahwa di negara-negara maju, 7 dari setiap 100 pasien rawat inap mengalami infeksi terkait perawatan kesehatan setiap tahun.

Di Amerika Serikat saja, lebih dari 210 miliar US dollar dihabiskan setiap tahun untuk layanan yang tidak perlu. Data-data tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit membutuhkan transformasi fundamental untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. AI, robotik, dan teknologi baru lainnya dapat meningkatkan presisi perawatan dan secara mengurangi kemungkinan kesalahan secara signifikan.

The Next Normal di sektor kesehatan bertumpu pada orientasi jangka panjang, seperti presisi yang lebih tepat, kesalahan yang lebih sedikit, dan hasil perawatan yang lebih baik. Disisi lain, tantangan jangka pendek, seperti pengendalian biaya dan optimalisasi efisiensi menjadi faktor lain. Pasien saat ini berharap layanan kesehatan yang lebih mudah, nyaman, berkualitas, namun tetap efisien

Reformasi Pembiayaan Kesehatan
Meningkatnya biaya perawatan kesehatan telah menjadi perhatian utama di banyak negara. Selama 1 dekade terakhir, Amerika Serikat telah membelanjakan lebih dari 17% PDBnya untuk perawatan kesehatan setiap tahun, sedangkan Cina sudah menghabiskan 6% PDBnya untuk perawatan kesehatan. Biaya tersebut memiliki tren terus meningkat dari tahun ke tahun dan mengakibatkan banyak kota dan provinsi mengalami defisit setiap tahunnya.

Reformasi pembayaran yang berfokus pada value dan memperkenalkan pembagian risiko yang lebih besar antara pembayar dan penyedia layanan kesehatan sedang diuji. Di Amerika telah diperkenalkan episode perawatan, sedangkan di Cina sudah diluncurkan skema Diagnosis Related Group (DRG). Beberapa cara yang dianggap berhasil untuk mereformasi pembayaran dan memberikan penghematan yang lebih besar diantaranya, electronic health record, otomatisasi rumah sakit, koordinasi perawatan, dan tindakan preventif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun