Mohon tunggu...
Bobby Junaidi
Bobby Junaidi Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang Apa Saja

Gue tuh orangnye ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Simpul Klenik Habib Morgan (Bagian 3) - Rumah Enya'

4 Juni 2019   23:34 Diperbarui: 4 Juni 2019   23:33 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya Allah, engkau Maha Tahu apa yang pernah aku kerjakan. Engkau juga Maha Tahu benar atau salah itu semua. Aku mengakuinya. 

Cuma Engkau yang bisa tahu persis apa yang ada di pikiran dan perasaanku ini ya Allah. Aku pasrahkan semua kepadaMu. Jika harus aku pikul penderitaan akibat kesalahan-kesalahan itu, mudah-mudahan aku sanggup ya Allah. Kalau Engkau menunda hukuman itu hingga di alam berikutnya nanti juga, mudah-mudahan aku sanggup menghadapinya.

Pantas atau tidaknya aku mendapat ampunanMu, aku serahkan semuanya kepadaMu Ya Allah.

Engkau Maha Segalanya Ya Allah. Segala yang ada di alam raya ini sudah pasti kepunyaanMu. Baik yang bisa kulihat atau pun tak bisa kulihat, itu semua milikMu ya Allah. Engkau yang harus aku sembah dan aku minta pertolongan kepadaMu soal apapun ya Allah.

Meski saat ini aku bingung harus meminta apa kepadaMu, aku yakin Engkau tahu benar yang aku butuhkan saat ini. Aku mohon petunjukmu ya Allah," demikian kira-kira isi doaku kepada Tuhanku yang Maha Segalanya lalu ditutup dengan surah al-Fatihah.

 Saya sudah merasa siap untuk diruqyah dan diminta berkonsentrasi penuh. Habib Morgan melafalkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Merdu sekali suaranya dengan langgam Arab yang fasih.  

Meski tak tahu apa arti apalagi makna dari yang dibacakan, saya merasa nyaman kemudian seolah memasuki fase ngantuk yang terlalu berat. Dalam sikap duduk bersila, tertidur dengan kadar kesadaran diri yang terus berkurang hingga tersisa sangat sedikit sekali.

Dalam tidur dan sedikit sadar itu, kesalahan-kesalahan tadi muncul lagi. Dia tak berupa daftar tulisan, berwujud makhluk, suara atau gambar hidup. Entahlah. Dia di tempat gelap dan sangat dalam bercampur rasa bersalah, menyesal juga takut.

Perasaan itu makin mendalam sebab lantunan ayat suci al-Qur'an yang dibacakan terus mendorong diri masuk lebih dalam. Dan kemudian, jauh lebih menyesal, bersalah dan takut lagi.

Yakin betul, saya sedang dituntun menuju keinsyafan sepenuhnya. Ada sensasi luar biasa. Rasanya grogi, menyesal, ketakutan, tak bisa berbuat apa-apa bahkan tak mampu memikirkan yang lain. Saat itu, tak sepatah kata pembenaran bisa diucapkan. Aku menyerah tanpa syarat.

Berangsur-angsur, tubuh tak bisa lagi dirasakan. Seperti terlepas semuanya dan sangat-sangat ringan. Makin masuk ke dalam diri, rasanya terus makin lepas dan makin ringan. Tak ada yang lain kecuali gelap dan dalam. Aku tak bisa melihat wujudku sendiri tapi benar-benar terasa kalau aku ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun