Mohon tunggu...
Bobby Junaidi
Bobby Junaidi Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang Apa Saja

Gue tuh orangnye ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Simpul Klenik Habib Morgan Bagian 2 - Pagar Batas

4 Juni 2019   05:29 Diperbarui: 4 Juni 2019   06:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal gaib, sudah dibatasi wilayahnya. Ini meliputi Tuhan, iblis, malaikat, jin dan setan. Kalau pun akhirnya ditemui kata sihir, pasti perlu diperdalam lagi maksudnya.

Morgan juga bilang kalau genderuwo, tuyul, pocong, dedemit atau Nyi Roro Kidul, masuk ke dalam kategori bangsa Jin kadang-kadang masuk ke golongan setan. Mereka ini, dituding sering merasuki manusia yang lengah.

Jin, terbagi menjadi dua kelompok. Satu golongan gemar membantu kerja malaikat dengan mengirimkan sinyal kebaikan kepada manusia hingga akhirnya mencapai Tuhan. Satu lagi membantu kerja iblis mengirim pesan kejahatan.

Dua pesan ini, kemudian ditangkap alat penerima (receiver) manusia dalam ruhnya. Di dalam instalasinya, terdapat nurani juga nafsu (setan) yang sebagian besarnya menguasai wilayah emosi.

Pesan mana yang lebih banyak ditangkap kemudian ditindak lanjuti dalam keseharian, tergantung apakah manusia memakai atau tidak pedoman yang sudah diberikan Tuhan sebelumnya.

Kalau dipakai dengan sempurna, maka manusia bakal tiba di titik pencapaian surga yang sebelumnya tak pernah terbayangkan bakal berwujud seperti apa. Pikiran dan perasaan tenang hingga apapun terasa begitu mudah dilalui. Segalanya lembut tak ada yang kasar apalagi nyakitin hati.

Itulah surga menurut versi saya sendiri yang sebetulnya, surga yang dimaksud Allah itu masih sangat jauh lebih luas lagi. Terus terang, aku tak mampu membayanginya kemudian menceritakan kepada anda.

Sedangkan, jika diabaikan, manusia tiba di wilayah neraka. Selalu was-was lantaran banyak sekali yang sakit hati, sedang solusi justru menambah masalah baru.

Alhasil, tidur gak nyenyak, makan ga teratur, stress berkepanjangan lantaran masalah ga pernah habis-habisnya. Tak jarang dianggap gila karena bertindak di luar kebiasaan tata krama orang kebanyakan. Akhirnya, penyakit sebentar-sebentar mampir. Tersiksa dia.

Oh ya, soal receiver tadi nanti kita bicarakan pada bagian tersendiri. Sekarang, disambung dengan kisah yang relevan dengan cerita sebelumnya dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun