1Rifqii Muchklash Imani, 2Rechanna Hannyfa
1Prodi Psikologi, Universitas  17 Agustus 1945 Surabaya
2 Prodi Psikologi, Universitas  17 Agustus 1945 Surabaya
1rifqiimuchklash@gmail.com 2 hannyfa276@gmail.com
Abstrak
Tingkat kesadaran terhadap risiko gadget bagi perkembangan anak semakin meningkat berkat program pendampingan mahasiswa. Dalam penelitian ini, fokus diberikan pada peningkatan pengetahuan ibu muda melalui intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa. Metode partisipatif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi efektivitas program ini. Peserta penelitian terdiri dari ibu muda yang memiliki anak usia dini, yang tinggal di lingkungan masyarakat tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa pendampingan oleh mahasiswa secara signifikan meningkatkan pemahaman ibu muda tentang bahaya gadget, termasuk dampaknya terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial anak. Penelitian ini menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam memberikan edukasi tentang penggunaan gadget yang bijak dan sehat kepada masyarakat. Program ini diharapkan dapat diadopsi luas untuk menciptakan generasi muda yang lebih seimbang dan terampil dalam teknologi.
Kata Kunci : Gadget, Bahaya Gadget, Pengetahuan
Abstract
The level of awareness of the risks of gadgets for children's development is increasing thanks to student mentoring programs. In this research, the focus is given to increasing the knowledge of young mothers through interventions carried out by students. Participatory methods with a qualitative approach were used to identify the effectiveness of this program. The research participants consisted of young mothers with young children, who lived in certain communities. The results show that mentoring by students significantly increases young mothers' understanding of the dangers of gadgets, including their impact on children's physical, mental and social health. This research emphasizes the importance of the role of students as agents of change in providing education about the wise and healthy use of gadgets to the community. It is hoped that this program can be widely adopted to create a younger generation that is more balanced and skilled in technology.
Keywords: Gadgets, Dangers of Gadgets, Knowledge
Â
Pendahuluan
Teknologi Komunikasi telah memberikan kemajuan dengan banyak pandangan orang terhadap hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pandangan dalam menjadi orang tua. Dahulu,orang tua masih membiarkan anaknya untuk bermain di luar rumah dengan permainan tradisional bersama teman lainnya. Akan tetapi, orang tua zaman sekarang cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk mengalihkan permainan tradisional dengan mengandalkan teknologi sebagai media online untuk anak yang digunakan kapan saja dan dimana saja.
Gadget atau Gawai merupakan sebuah elektronik kecil yang mempunyai fungsi khusus seperti smartphone. Gadget merupakan sebuah inovasi terbaru dari teknologi fitur terbaru dan kemampuan yang lebih baik memiliki tujuan maupun fungsi lebih praktis dan lebih berguna. Perkembangan jenis gadget semakin hari semakin banyak modelnya dan mereknya. Model dari gadget berdasarkan kualitas dan bentuk yang membuat masyarakat tertarik untuk membelinya.Tetapi semua itu mempunyai fungsi yang sama hanya fasilitasnya yang berbeda.
Â
Masa usia dini menuntut banyak stimulasi hingga perkembangan itu dapat mencapai titik optimal. Manusia perjalanannya mulai bayi dengan mempelajari dan memahami apa yang ada dilihat disekitarnya. Bayi mempelajari sesuai dengan pengalaman yang dialami merupakan awal dari sebuah bagian proses belajar mengenal tentang kehidupan. Kombinasi yang sempurna antara factor genetis dan lingkungan untuk dapat memberikan pengalaman belajar terbaik merupakan semua aspek dan komponen yang mempengaruhi kehidupan manusia sejak lahir.
Fauziddin (2016) mengungkapkan anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Sejalan dengan pendapat prastiti 2008 bahwa anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei selama 3 tahun bahwa anak anak di Indonesia hanya 17,66% yang menyukai membaca maupun belajar, sisanya lebih menyukai menonton televisi atau memainkan gadget yang bersifat hiburan, seperti film kartun, sinetron atau video di Youtube yang di katakan oleh Mobarok (2017).
Penggunaan gawai atau gadget menimbulkan dampak negatif pada anak usia dini antara lain dengan konten yang kurang baik, mempengaruhi kesehatan fisik (masalah penglihatan, kekakuan, cedera tulang belakang karena posisi duduk), mengalami ketergantungan bahkan menghambat perkembangan sosial anak. Pebriana (2017) mengatakan bahwa pengaruh gadget memberikan dampak negatif terhadap interaksi sosial anak. Adapun dampak negatif yang dirasakan oleh anak yaitu dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan terdekatnya. Selain itu, dalam perkembangan mental anak, anak akan menjadi agresif, dan komunikasi anak dengan orangtua ataupun orang lain akan memburuk.
Park 2014 mengatakan bahwa anakanak dengan ketergantungan gadget yang tinggi, memiliki sedikit kesempatan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sejalan dengan hasil penelitian Aisyah (2015) menunjukkan sekitar 80% dari penduduk Jakarta Selatan, anak menggunakan gadget untuk bermain, 23% orangtua yang memiliki anak berusia 0-5 tahun mengaku bahwa anak mereka menggunakan internet, sedangkan 82% orangtua melaporkan bahwa anak mereka online setidaknya sekali dalam seminggu.
Metode Dan Modif
     Kegiatan Pendidikan Masyarakat ini dilakukan menggunakan komunikasi yang langsung terjun kelapanagan dengan maksud memberikan pendidikan kepada para ibu-ibu muda yang memiliki anak di usia 2-6 Tahun. Kegiatan penyuluhan pendidikan ini dilakukan di KECAMATAN GUBENG bertempat di Jl. Airlangga I, Gubeng, Jawa Timur.
      Manfaat dari kegiatan penyuluhan kepada masyarakata ini agar ibu -- ibu bisa mengetahui apa bahaya penggunaan gadget berlebih kepada anak kecil sehingga ibu -- ibu bisa membatasi penggunaan atau pemeberian gadget kepada anak kecil.
Kegiatan ini dilakuakn pada pukul 09:00 -- 11:00 dengan metode tatap muka secara langsung agar ibu -- ibu bisa fokus mendengarkan penyuluhan yang diberikan oleh mahasiswa dan ibu -- ibu bisa bertanya langsung menegenai materi yang tidak bisa dimengerti. Sebelum materi dimulai ibu -- ibu diajak untuk menyanyikan lagu SOTH, setelah sesi menyanyikan lagu SOTH, lalu ibu -- ibu diberikan pre test yang berisi mengenai penggunaan gadget. Setelah pre test selesai dikerjakan mahasiswa mengambil pre test tersebut. Setelah itu mahasiswa memulai materi tentang bahaya penggunaan gadget berlebih, dimulai dengan apa itu gadget, dampak positif penggunaan gadget dan apa bahaya gadget. Setelah diberikan materi tersebut ibu -- ibu diberikan sesi tanya jawab dan ada beberapa ibu -- ibu yang bertanya atau berdiskusi mengenai anaknya yang terkena kecanduan gadget. Lalu mahasiswa memberikan jawaban mengenai apa yang ditanyakan ibu ibu tersebut. Lalu ibu ibu diberikan post test yang berisi tentang materi yang diberikan tadi, Lalu ibu ibu diberikan ice breaking oleh salah satu mahasiswa. Setelah itu, mahasiswa memberikan APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster untuk ibu -- ibu agar tau apa yang bisa membuat anaknya berhenti kecanduan gadget, lalu mahasiswa menutup kegiatan hari ini dan kegiatan selesai.
Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09:00 -- 11: 00 Dilakukan secara Luring dihadiri oleh 41 Ibu Ibu, 15 Mahasiswa dan 1 Dosen Pendamping dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Hasil dan PembahasanÂ
Setelah diadakan penyuluhan ini, ditemukan adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang program ini. Perbandingan nilai anatara pre test dan post tset menunjukan bahwa post test lebih unggul dari pada pre test. Dapat dilihat dari ibu ibu yang mengerjakan post test bahwa program penyuluhan ini tidak sia sia dikarenakan ibu ibu yang diberikan penyuluhan sangat memahami apa yang disampaikan oleh mahasiswa.
Pada kegiatan penyuluhan ini mahasiswa juga menyampaikan APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster  ysng telah dibuat. Yang bertujuan untuk memberikan alternatif kegiatan yang menarik bagi dan bermanfaat bagi anak anak, sehingga mereka dapat mengurangi penggunaan gadget.
Saat mahasiswa mempresentasikan APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster, peserta pelatihan menunjukkan antusias yang luar biasa. Mereka aktif berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman, menunjukkan betapa relevannya materi ini dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka. Seorang peserta bahkan menyampaikan bahwa pengenalan APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster, sangat bermanfaat bagi ibu-ibu dalam membesarkan anak-anak mereka. Menurutnya, panduan ini memberikan inspirasi dan ide-ide praktis untuk mengisi waktu anak-anak dengan kegiatan yang positif, mengurangi kecenderungan anak-anak untuk bergantung pada teknologi. Pernyataan ini mencerminkan bahwa sosialisasi APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster memiliki dampak yang positif dan nyata. Peserta merasa bahwa materi yang disampaikan tidak hanya bermanfaat secara teori, tetapi juga dapat diterapkan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Respons positif ini menunjukkan bahwa pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan peserta, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk tantangan dalam mengasuh anak-anak di era digital ini.
Secara keseluruhan, pelatihan ini berhasil memberikan peserta dengan alat-alat yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan mendukung bagi perkembangan anak-anak mereka. Antusiasme dan keterlibatan peserta menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerapkan informasi yang mereka dapatkan untuk memastikan kesejahteraan dan perkembangan positif anak-anak mereka ke depannya
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pelatihan dengan tema "Aktivitas Positif Untuk Melindungi Anak Dari Gadget" di Kecamatan Gubeng berhasil dilaksanakan dengan baik. Umpan balik yang diterima dari peserta sangat positif, menunjukkan bahwa pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka, tetapi juga meningkatkan keterampilan dalam mengelola penggunaan gadget anak-anak. Peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mereka setelah mengikuti pelatihan, yang tercermin dari hasil evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan. Keberhasilan ini tak lepas dari kemampuan narasumber dalam menguasai materi, menyampaikan informasi dengan jelas, menggunakan metode pengajaran yang efektif, serta memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan peserta.
Antusiasme peserta saat mempelajari APE (Alat Permainan Edukatif) dan Poster, Â juga mencerminkan nilai praktis dari materi yang disampaikan. Mereka merasa lebih siap dan percaya diri untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan mendukung bagi anak-anak mereka. Kesuksesan pelatihan ini menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan materi serta relevansi topik dengan kehidupan sehari-hari peserta sangat efektif. Hal ini membuat pelatihan ini menjadi intervensi yang sangat berharga bagi komunitas setempat dalam mengatasi tantangan yang berkaitan dengan penggunaan gadget berlebihan pada anak-anak.
Lampiran Kegiatan Penyuluhan
Daftar Pustaka
(Miranti, 2021) Waspadai Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Hana pebriana putri, 2017. Analisis Penggunaan Gadget aterhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Usia Dini. Riau : PGSD FIP universitas Pahlawan Ruanku Tambusai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H