Bagi pecinta olahraga seringkali bahkan sudah biasa menyaksikan pertandingan sepak bola di mana sebuah tim yang terdesak bisa membalikkan keadaan dalam sekejap. Analogi serupa terjadi juga dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Pasangan calon nomor 01  Iyos-Zainul bisa dikatakan sedikit lebih unggul dalam debat publik yang dilaksanakan pada tanggal 26 lalu. Yang mana Paslon 02 terpeleset dalam menjawab isu stunting. Namun ternyata keunggulan 01 ini tak bertahan lama.Â
Jalan santai yang digagas Paslon 01 yang diikuti ribuan massa menjadi titik balik yang sangat tak terduga. Kehadiran Dedi Mulyadi, calon gubernur Jawa Barat, dalam acara tersebut membawa 'masalah' baru. Dedi Mulyadi, yang seyogyanya mendukung Paslon 01, tetapi entah mengapa dia secara spontan meneriakkan slogan "Well, Well" yang selama ini identik dengan Paslon 02. Dan lucunya ajakan Kang Dedi itu ternyata diikuti oleh massa dengan menjawab well secara bersama-sama
Sebagaimana diketahui selain tagline "Lanjutkan Kebaikan" Slogan "Well, Well" yang dipopulerkan oleh konten kreator Bang Jek asal Ciamis, juga telah menjadi bagian dari branding Paslon 02. Penggunaan slogan ini oleh Dedi Mulyadi secara tidak langsung melemahkan identitas Paslon 01. Bahkan, dalam sebuah video yang beredar, Iyos terlihat meminta kepada timnya agar  Dedi Mulyadi untuk tidak menggunakan slogan tersebut.
Lalu apakah penting slogan dalam kampanye politik? Tentu saja sangat penting.
Dalam perspektif komunikasi politik, slogan berperan penting. Erving Goffman dalam karyanya mengenai interaksi sosial dan identitas, dia menjelaskan penggunaan simbol (termasuk slogan) dapat membentuk identitas sosial dan bisa mengkomunikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terhadap  orang lain
Selain itu dalam membangun identitas dan relasi secara emosional dengan masyarakat. Slogan yang tepat dan mudah diingat akan dapat menanamkan kesan yang kuat bagi masyarakat terhadap pengguna slogan tersebut.
Kembali ke Pilkada Sukabumi, penggunaan slogan "Well" oleh Dedi Mulyadi telah menciptakan kebingungan di antara pendukung Paslon 01. Mereka tentu bertanya-tanya apakah Dedi Mulyadi sebenarnya mendukung Paslon 01 atau Paslon 02. Karena slogan itu telah sama-sama mereka ketahui adalah jargon dari Paslon 02. Jika Kang Dedi mendukung Paslon 02 lantas mengapa Dedi Mulyadi hadir di Kampanye milik 01.Â
Hal ini tentu selain membingungkan juga  mengaburkan identitas Paslon 01 di mata masyarakat luas, dan semakin mempertegas atau menguatkan slogan dari Paslon 02 di mata mereka.
Selain masalah slogan, Paslon 01 juga menghadapi masalah lain, yaitu kericuhan saat pembagian hadiah dalam acara jalan santai. Ketidakpuasan peserta terhadap hadiah yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan memicu keributan. Kejadian ini semakin memperburuk citra Paslon 01.