Terus terang bagi saya pribadi, sulit untuk mempercayai hasil survei yang dibuat oleh Skala Institute ini, meskipun dikatakan telah melalui metode seperti yang dilakukan lembaga survei lainnya.
Apa sebab, karena setelah saya lakukan pencarian informasi yang mendalam lembaga survei ini jangankan terdaftar dan terverifikasi di KPU, bahkan di Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) nama lembaga ini ternyata belum terdaftar.
Yang lebih menggelikan lagi adalah ketika saya mencari informasi secara luas di internet terkait keberadaan lembaga survei itu, ternyata mereka bahkan tidak memiliki situs/ website yang bisa diakses oleh publik.
Oleh karena itu saya pun bertanya-tanya, apakah saya yang salah mengetik kata kunci dalam pencarian, atau memang lembaga survei ini memang tidak memiliki sebuah situs yang sebetulnya harganya tidak seberapa.?
Sebagai pembanding, sebanyak 81 lembaga survei yang terverifikasi di KPU telah saya cek satu persatu, bahkan lembaga survei yang jarang terekspos di media massa sekalipun ternyata semuanya mempunyai situs atau web berikut dengan informasi yang lengkap tentang latar belakang, metodologi penelitian, tim peneliti, dan hasil-hasil survei sebelumnya.
Anehnya lagi, ketika saya mencari nama lembaga tersebut, yang selalu muncul adalah pemberitaan dari situs Sukabumiupdate.
Lalu bagaimana mereka bisa meyakinkan masyarakat, sedangkan sumber datanya tidak bisa terkonfirmasi secara baik.
Bahkan saking kepo nya , saya sampai telusuri nama direktur lembaga survei Skala Institute yang katanya bernama Wahyu Ginanjar itu. Dan sama saja, nama tersebut tidak muncul sebagai direktur dari lembaga tersebut. Yang muncul Wahyu Ginanjar sebagai pegawai bank😁
Mohon maaf sebelumnya, saya membuat tulisan ini bukan atas kebencian ataupun atas permintaan dari seseorang, tapi ini murni atas kegelisahan dan keingintahuan saya pribadi terhadap persoalan survei-survei'an yang telah saya uraikan di atas.
Azhar Vilyan
Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi politik Universitas Paramadina