Abstrak
Penelusuran turunan bahasa Arab dari hulu sampai hilir sangat erat kaitannya dengan histori bangsa-bangsa yang pernah popular dimasa lampau, sehingga melahirkan ciri-ciri aksara dan karakteristik huruf dan model tulisannya. Bahasa Arab yang merupakan salah satu cabang dari sekian banyaknya cabang bahasa Semith yang telah berkembang sejak ribuan tahun silam.Â
Bahasa Arab termasuk bahasa yang paling banyak dipakai sekarang ini, dan penuturnya bukan hanya umat islam saja, masyarakat yang berkeyakinan non-muslim banyak yang memakai bahasa ini.Â
Semit adalah salah satu rumpun bahasa yang dinisbahkan kepada salah satu putra nabi Nuh a.s. yaitu "Syam bin Nuh". Adapun riwayat yang menyatakan bahwa nabi Nuh a.s. mempunyai tiga orang putera yaitu Syam (Semit), Yafit (Aramiyah) dan Ham (Hamiyah).Â
Penelitian ini berupaya mengungkapkan secara historis ortografi bangsa Arab yang diteliti mulai dari aspek teori, asal-usul dan rumpun bahasa Arab yang telah ditelaah dari bukti inskripsi yang telah ditemukan oleh para sejarawan dan arkeologi.Â
Bahasa Arab dapat tumbuh berkembang serta berdiri sendiri sampai perkembangannya didunia modern sekarang ini, disebabkan oleh adanya factor pendukung yang salah satunya adalah pergaulan dan percampuran antara bangsa-bangsa.
Kata Kunci: Bahasa Arab, Rumpun Bahasa, Bahasa Semit
Pendahuluan
Salah satu ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Manusia memiliki kemampuan dalam merubah dan memanipulasi dunia dan juga bangga dengan kekuatan mereka yang tak tertandingi dan memiliki intelejensi yang sangat tinggi dari makhluk-makhluk lainnya. Salah satu keistimewaan manusia dari makhluk lain adalah manusia dibekali kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan pikirannya melalui bahasa ( [1].(
Bahasa manusia sangat jauh berbeda dengan bahasa makkhluk lain. Karena manusia memiliki bentuk bahasa yang unik. Keunikan bahasa manusia dapat dilihat dari keragaman dan keberagamannya. Setiap bahasa memiliki ciri-ciri khas masing-masing yang membedakan dengan bahasa lain, baik dari segi tata bahasanya maupun dari segi kuantitas masyarakat penuturnya.
Dalam ruang lingkup bahasa Arab sebagai salah dari rumpun bahasa Semit. Semit adalah salah satu rumpun bahasa yang dinisbahkan kepada salah satu putra nabi Nuh a.s. yaitu "Syam bin Nuh". Adapun riwayat yang menyatakan bahwa nabi Nuh a.s. mempunyai tiga orang putera yaitu Syam (Semit), Yafit (Aramiyah) dan Ham (Hamiyah).Â
Bahasa Arab diketahui telah ada jauh sebelum datangnya agama Islam. Salah satu buktinya bahwa dimasa jahiliyyah orang-orang arab menggunakan bahasa Arab. Salah satu cara untuk mendalami bahasa ini lewat pendekatan-pendekatan sejarah yang nantinya akan bisa memberi kita petunjuk untuk dapat mencapainya.
Pada tahun 1973 bahasa Arab telah dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan begitu menunjukkan adanya fase perkembangan bahasa Arab dan sekaligus meningkatkan derajat kedudukan bahasa Arab itu sendiri. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa Arab sangatlah perlu dan harus adanya penekanan dan perhatian dari kalangan tingakat dasar sampai pada lembaga pendidikan tinggi.
Pembahasan
Bangsa Semit
Istilah Semit diberikan kepada bangsa Aramiyah, finiqiyah, 'Ibriyah, yamaniyah dan Babiliyah-Asyuriyah.[2] Bahasa Semit istilah yang merupakan gabungan dari bahasa-bahasa yang berdekatn yang dinisbahkan kepada Sam Bin Nuh (salah satu anak dari Nabi Nuh). Orang pertama yang memberi penamaan ini adalah seorang ahli dari Jerman yang bernama Scholazer pada akhir abad ke-18 yang dikutip dalam kitab Safar Takwin (kitab kejadian) yang menyebutkan tiga orang keturunan nabi Nuh yaitu Ham, Sam dan yafit.
Jika kita perhatikan bahasa-bahasa bangsa, maka kita akan menemukan banyak sekali perbedaan dari satu sisi dan adapula persamaan dari sisi lain. Para linguis ada yang membagi bahasa-bahasa tersebut berdasarkan yang tertera dalam kitab Taurat yang menyatakan bahwa yang selamat dari bencana air bah dizaman nabi Nuh hanyalah Sam, ham dan Yafits.
Ketika tiga anak nabi Nuh ini selamat dari bencana air bah terjadilah berbagai ras di bumi ini dengan turun temurun. Di antara ahli tarikh dan ahli tafsir menyatakan bahwa sewaktu perahu Nuh sampai bukit Judy di jazirah Arab, penumpang-penumpang perahu itu turun ke daratan sekitarnya, kemudian mereka bertempat tinggal disitu. Kemudian setelah menjadi sempit mereka menyebar berkelompok-kelompok, susul-menyusul akhirnya terpencarlah keseluruh muka bumi.
Selanjutnya keturunan Sam menempati bagian Barat, barat daya Asia, demikian pula tersebar ke Habsyi dan lembah Nil di afrika. Sedangkan keturunan Ham menempati Afrika Utara, Timur dan juga beberapa Afrika Tengah. Adapun keturunan Yafit menjadi dua kelompok besar, sebagian menuju Asia bagian Tenggara yang menjadi nenek moyang bangsa Hindu dan Cina, dan sebagian menuju daerah utara dan barat yang menurunkan bangsa Eropa dan cabang-cabangnya.[3]
Orang-orang orientalist dan sebagian peneliti dari orang-orang Arab berpandangan bahwa ulama-ulama yahudi yang hidup di Spanyol pada abad ke-10 M, adalah orang-orang yang pertama mempunyai hubungan dan ikatan dengan bangsa-bangsa Semit. Mereka juga orang-orang yang pertama kali mendapatkan kekerabatan bahasa diantara orang-orang Semit.[4]
Akan tetapi pendapat ini dibantah karena kebanyakan ulama muslim yang hidup sebelum abad ke-10 M mengetahui hubungan kekerabatan antara bangsa Semit, sebagaimana mereka mengetahui bahwa bangsa Semit merupakan anak keturunan dari Sam bin Nuh. Sebagai contoh dari salah satu ulama yang membantah pendapat ini adalah Al-Khalil bin Ahmad al-Farabi pada abad ke-8 M ia mengatakan dalam kitabnya al-Amin "Kan'an bin Sam bin Nuh dinisbahkan kepadanya bangsa-bangsa Kan'an, mereka berbicara dengan bahasa yang mirip bahasa Arab. Adapun Al-Jauhary, salah seorang ulama pada abad ke-10 M ia mengatakan bahwa Sam adalah salah satu anak Nuh a.s. dan dia adalah bapaknya bangsa Arab.[5]
Berikut ini adalah sebagian dari rumpun-rumpun bangsa bahasa Semit dan keterangan perkembangannya :
- Yaman kuno, Bahasa Yaman Kuno muncul kira-kira abad 9-6 SM. Melihat segi historisnya Yaman merupakan tempat kerajaan besar yang terdiri dari bangsa Minaen, Sabaen, Himyar, Qathaban, hadramaut dan Aswan. Bahasa ini berbeda dengan bahasa Arab ketika dilihat dari segi dialeknya, kaidahnya, pemaknaan kata dan gaya bahasanya.
- Ethiopia, Bahasa Ethiopia merupakan bahasa bangsa Semit yang berpindah dari wilayah tenggara menuju negri seberang yakni Ethiopia. Bahasa mereka disebut sebagai bahasa Ja'zia dan naskah tentang bahasa ini telah berhasil ditemukan pada tahun 350 M. Bahasa Ja'zia yang mengakibatkan bahasa persatuan mereka menjadi bahasa-bahasa daerah.
- Aramia, Bahasa ini sudah ada sejak tahun 900-850 SM. Bahasa ini disebut sebagai Aramia Negara sebagaimana ditemukan pada ukiran Bihatun di Iran pada pertengahan abad ke-19. Termasuk yang ditulis dengan bahasa Aramia Negara adalah beberapa perjanjian dalam perjanjian lama. Orang-orang samiri juga berbicara dengan bahasa Aramia ini.
- Akadia, Merupakan nama yang diberikan oleh bangsa babilonia yang menetap di kawasan selatan sungai tigris dan eufrat untuk menyebut bahasa Babilonia dan bahasa Asyuria. Sedangkan para ilmuwan modern menyebut bahasa Akadia sebagai dialek-dialek Babilonia dan Asyuria.
- Kan'an, Atau yang biasa disebut dengan Kan'aniyah terbagi menjadi Kan'aniyah utara dan Kan'aniyah selatan. Yang utara diwakili oleh bahasa Ugarit, yaitu sebuah dialek Kan'aniyah kuno, yang dipakai di kota Ugarit yang terletak sebelah utara pantai Syiria. Sementara itu bahasa Kan'aniyah selatan mencangkup bahasa Ibrani. Dan teks terpenting yang tertulis dengan bahasa ini adalah Kitab Perjanjian Lama yang meliputi kitab Tauratnya Musa a.s.
- Punesia, Bangsa Punesia ini tinggal disebuah daerah yang terletak antara pegunungan Libanon dan Laut Tengah. Mereka termasuk keturunan bangsa Semit yang berasal dari daerah kaukasia. Bangsa ini muncul sekitar abad ke 6-7 SM. Bahasa ini diketahui melalui prasati diwilayah mereka seperti Sur, Saida, Jubaik, Bybos dan wilayah laut Tengah seperti Cyprus.
- Ibrani, Bahasa ini merupakan bahasa yang paling terkenal dan yang paling besar penyebarannya di muka bumi ini. Bahkan bahasa ini telah menghasilkan berbagai ilmu, baik agama, seni, sejarah, filsafat, dan lain-lain. Bahasa ini berasal dari lembah Sinai kemudian menguasai kan'an dan menguasai Palestina sekitar abad ke-13 SM.
- Arab, Secara epistemologis Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah ada sejak dahulu kala di jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu atau nama dari leluhur terdahulu, lalu mereka menjadikan namanya sebagai tempat tinggal.
Bahasa Arab ini merupakan bahasa yang tertua di dunia. Wajarlah bila bahasa Arab mamiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor unta, orang Arab punya sekitar 800 kata yang identic dengan unta. Maka tidak ada satupun bahasa di dunia ini yang bisa menyaingi bahas Arab.[6]
Bahasa Arab
Bahasa arab merupakan bahasa untuk manusia pada umumnya dan untuk umat islam khusunya, bahasa yang telah diabadikan dalam al-Qur'an dan al-Hadis yang samapi sekarang menjadi pegangan umat islam dan telah tersebar luas keseluruh pelosok dunia hingga saat ini dengan melalui perantara agama, ilmu pengetahuan, kebudayaan social, politik dan ekonomi.
Setelah penjelasan tentang bahasa Semit, kita dapat lebih meruncingkan pemahaman kita dalam pembahasan selanjutnya. Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat diketahui tentang asal-usul bahasa Arab. Yaitu bahasa berasal dari bahasa Arab itu sendiri yang merupakan penduduk asli jazirah Arab. Dan merupakan salah satu rumpun bahasa Semit, yang tumbuh dan berkembang jauh sebelum agama Islam dating, dan mampu bertahan hingga kini seperti halnya bahasa Ibrani.
Selanjutnya, bahasa Arab mengalami pengembangan yang terjadi dari beberapa periode, antara lain:
- Periode Jahiliyah
Munculnya standarisasi nilai-nilai pembentukan bahasa Arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan yang telah menjadi tradisi masyarakat mekkah, berupa festival syair-syair Arab di pasar Ukaz, Majanah dan Zul Majaz. Sehingga mendorong tersiarnya dan meluasnya bahasa Arab.
- Periode Permulaan Islam
Dengan turunnya al-Qur'an lahirlah kosa kata baru denga jumlah yang luar biasa banyaknya, yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang sempurna baik dalam kosa kata, makna, gramatikal dan ilmu lainnya. Setelah berkembang kekuasaan islam, orang-orang muslim Arab pindah ke negeri baru, sampai datangnya masa Khulafaur Rasyidin.
- Periode Bani Umayyah
Terjadinya percampuran orang Arab dengan penduduk akibat logis dari perluasan wilayah islam. Adanya upaya-upaya orang Arab untuk menyebarkan bahasa Arab ke wilayah lainnya melalui akpansi yang beradab, mereka melakukan arabisasi dalam berbagai kehidupan, sehingga penduduk asli mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa agama dan bahasa pergaulan.
- Periode Bani Abasiyah
Pada abad ke-4 H bahasa Arab fushah menjadi bahasa tulisan untuk keperluan administrasi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan juga bahasa Arab mulai dipelajari melalui buku-buku sehingga bahasa fusha berkembang meluas.
- Periode Sesudah Abad Ke-5 H
Dalam periode ini, bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa politik dan administrasi pemerintahan, tetapi hanya menjadi bahasa agama. Hal ini terjadi setelah dunia Arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik non Arab yaitu Bani Saljuk, yang mendeklerasikan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Negara islam bagian timur, dan bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Sejak saat itu bahasa semakin terdesak sampai abad ke-7 H.
- Periode Bahasa Arab Dizaman Baru
Zaman kebangkitan bahasa Arab ini dilandasi dengan upaya pengembangan oleh kaum intelektual Mesir. Dengan ciri-ciri :
- Bahasa arab sebagai bahasa pengantar di sekolah dan perkuliahan.
- Munculnya gerakan menghidupkan warisan budaya lama dan menghidupkan penggunaan kosa kata asli dari bahasa fushah.
- Adanya gerakan yang mendorong penerbitan dan percetakan dinegara-negara Arab, juga mencetak kembali buku-buku sastra Arab dari segala zaman dalam jumlah banyak, dan juga penerbitan buku-buku dan berbagai kamus bahasa Arab.
Selanjutnya, seiring berjalannya waktu bahasa Arab pun mengalami perkembangan, bahasa Arab ini telah melahirkan berbagai ilmu-ilmu yang sangat penting untuk dipahami, sebagai berikut :[7]
- Ilmu Lughah (linguistic-Lexicology)
- Ilmu nahwu (grammar-Syntax)
- Ilmu Sharf (morphology)
- Ilmu Isytiqaq (etymology)
- Ilmu al-'Arudh (metrics, prosody, poetics)
- Ilmu Qawafi (rhyme)
- Ilmu Khat (calligraphy)
- Ilmu Insya'(writing, composition, art of writing)
- Ilmu Mukhadarat (lecture)
- Ilmu Balaghah
Penutup
Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan, penulis menyimpulkan bahwasannya bangsa semit adalah bangsa yang dinisbahkan kepada Sam bin Nuh, yang merupakan salah satu dari anak-anak keturunan Nabi Nuh a.s. Dari sinilah kita bisa mengetahui bahas Arab yang sampai kepada kita sekarang merupakan bagian dari rumpun bahasa Semit.
Bahasa-bahasa yang dimasukkan dalam rumpun-rumpun bahasa Semit mengalami perkembangan. Sebagian Bahasa-bahasa ini mengalami kemajuan dan kepunahan, yaitu bahasa Akadian. Adapun bahasa yang masih berkembang sampai zaman sekarang ini hanyalah bahasa Arab yang mampu bertahahan ribuan tahun dan darinya telah lahir berbagai macam ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
Nasution, Sahkholid. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Malang: Lisan Arabi : 2016.
Wafy, Abdul Wahid. Fiqh al-lughah, Kairo: Dar nahdhoh.
Sirhan, Muhammad. Fiqhullughah (terjemahan Hasyim Asy'ari). Riyadh: Fakultas Bahasa Arab.
Alhamdu, Muhammad bin Ibrahim. Fiqh Lugah Mafhumuhu Maudhu'ahu Qadhayahu cet.1 Riyadh: Dar Ibn Khuzaimah.
Fuad, Said. Pengantar Sastra Arab. Medan : Pustaka babussalam : 1984.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=19&jd=Mempertahankan+Bahasa+Arab,+Bahasa+Abadi&dn=20080816111241. Diakses pada tanggal 29 November 2010.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI