Budaya Ini dilakukan dahulunya kepada para keturunan bangsawan dan balugu serta dalam prosesi penyambutan tamu besar di pulau Nias. Perdebatan yang ada di media sosial ini akhirnya ada yang berujung kepada tindakan saling menjelek-jelekkan.
Melihat situasi di atas, penulis merasa bahwa hal ini menarik untuk dibahas dengan mengedepankan beberapa pertanyaan pengarah.Â
Diantaranya: apakah dalam budaya Nias ada budaya tandu? Mengapa budaya tandu tidak pernah dilihat dan disaksikan oleh Ono Niha di zaman milenial ini? Apakah sudah tepat umat Katolik Dekanat Nias menyatakan menandu tamu besar adalah bagian dari Budaya Nias? Ketiga pertanyaan ini akan diuraikan dari beberapa sudut pandang berikut ini.
Budaya Nias Zaman Dahulu:
Seperti telah penulis uraikan dalam tulisan yang telah ditampilkan sebelumnya (Famahea, Salah Satu Budaya Nono Niha Menyambut Tamu Besar), hal itu memang begitu adanya dan sejauh ini penulis dapat mempertanggungjawabkannya. Pertanggungjawaban tersebut dapat diketahui dalam tulisan ini nantinya.
Di Nias dikenal istilah "OSAOSA". Osaosa adalah tempat duduk yang akan ditandu. Osaosa sendiri berasal dari kata kerja "osa'o" (tandu).Â
Museum Pusaka Nias menjelaskan bahwa Osaosa ini merupakan tempat duduk seseorang ketika melakukan pesta stratifikasi.Â
Dalam koleksi Museum Pusaka Nias, ada empat bentuk yang berbeda. Keempat bentuk tersebut disatukan dengan nama "osaosa ni'oboho" (tempat duduk berbentuk rusa).
Lain Osaosa Ni'oboho [Sumber: Museum Pusaka Nias]