Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasus HIV/AIDS pada Kalangan Usia Produktif di Kota Surabaya adalah Realitas Sosial

23 November 2024   14:10 Diperbarui: 23 November 2024   14:34 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Kalau seks bebas yang dimaksud Agus adalah zina atau hubungan seksual di luar nikah, maka melakukan seks bebas tidak otomatis tertular HIV/AIDS karena kalau keduanya tidak mengidap HIV/AIDS maka pada zina tersebut tidak ada risiko penularan HIV/AIDS.

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)

Disebutkan pula: Agus menekankan bahwa edukasi menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS.

Selama informasi tentang HIV/AIDS dalam KIE dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama maka informasi yang akurat sesuai fakta medis tidak akan sampai ke masyarakat karena yang disebarluaskan hanya mitos. Misalnya, menyebut penularan HIV/AIDS karena seks bebas (baca: zina).

Kalau benar seks bebas (zina) penyebab penularan HIV/AIDS, maka semua pasangan suami-istri yang hamil duluan sebelum menikah sudah tertular HIV/AIDS.

Faktanya: Tidak!

Maka, mengaitkan seks bebas dengan penularan HIV/AIDS adalah hoaks alias bohong.

Segencar apapun sosialisasi kalau hanya mitos itu tidak akan berguna karena yang bisa memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS hanya orang per orang.

Baca juga: Hanya Orang per Orang yang Bisa Memutus Mata Rantai Penularan HIV/AIDS Melalui Hubungan Seksual (Kompasiana, 3 Juni 2024)

Kalaupun Pemkot Surabaya menutup tempat-tempat yang bisa terjadi transaksi seksual, itu pun tidak efektif karena bisa saja warga Kota Surabaya melalui perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS di luar Kota Surabaya bahkan di luar negeri.

Buktinya, Pemkot Surabaya 'menutup' Dolly, tapi kasus HIV/AIDS terus bertambah karena bisa saja praktek prostitusi beralih ke transaksi daring (dalam jaringan, seperti media sosial) yang justru tidak bisa diintervensi oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun