Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyibak Penyebaran HIV/AIDS di Subang Berdasarkan Proporsi Kasus

23 Juni 2024   09:10 Diperbarui: 23 Juni 2024   19:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Penyumbang Kasus HIV/AIDS Bukan LGBT tapi Heteroseksual

Disebutkan dalam berita: Sampai akhir 2023 Jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 414 kasus.

Namun, perlu diingat bahwa jumlah kasus yang dilaporkan tidak menggambarkan kasus AIDS yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.

Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi (414) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).

Fenomena Gunung Es pada epidemi HIV/AIDS (Dok/Syaiful W. Harahap)
Fenomena Gunung Es pada epidemi HIV/AIDS (Dok/Syaiful W. Harahap)

Maka, yang jadi persoalan besar bukan kasus HIV/AIDS pada gay, tapi kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat karena mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Celakanya, di Indonesia tidak ada mekanisme untuk menjaring warga yang tidak terdeteksi mengidap HIV/AIDS tanpa melawan hukum dan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Menurut dr Maxi (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang-pen.), sulitnya pengawasan praktik prostitusi online dan penyuka sesama jenis atau LGBT menjadi pendorong angka HIV/AIDS sulit terkontrol.

Praktik prostitusi online dan perilaku seksual berisiko lain ada di ranah privasi sehingga mustahil bisa dijangkau. Itulah sebabnya yang bisa memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS hanya orang per orang.

Baca juga: Hanya Orang per Orang yang Bisa Memutus Mata Rantai Penularan HIV/AIDS Melalui Hubungan Seksual

Untuk itu warga perlu memperoleh informasi HIV/AIDS yang akurat dengan pijakan fakta medis bukan informasi yang dibalut dengan norma, moral dan agama karena ini hanya akan menghasilkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun