Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebut Tertular HIV/AIDS akibat Seks Bebas adalah Hoaks

22 Maret 2024   15:03 Diperbarui: 22 Maret 2024   15:12 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: zeenews.india.com)

'Dinas Kesehatan Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat penderita HIV/AIDS di Kota Palopo mencapai 400 kasus. Penyebab penularan didominasi karena aktivitas seks bebas.' Ini lead pada berita 'Dinkes Palopo Catat 400 Orang Tertular HIV/AIDS Akibat Seks Bebas' di detik.com (21/3/2024).

Sebut 'seks bebas' sebagai penyebab penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual adalah informasi bohong. Perlu diperhatikan tidak ada 'berita bohong' selama berita tesebut dikemas dengan asas juranlistik. Maka, hoaks adalah informasi atau cerita bohong.

Baca juga: Bukan "Berita Bohong" tapi "Informasi Bohong atau Palsu"

Hoaks adalah cerita atau informasi untuk mengelabui agar mempercayai atau menerima sesuatu yang palsu dan sering kali tidak masuk akal (merriam-webster.com).

Maka, amatlah gegabah mengait-ngaitkan 'seks bebas' dengan penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas, zina, melacur, selingkuh dan lain-lain), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah (salah satu atau keduanya mengiap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom). Ini fakta medis.

'Seks bebas' sendiri adalah terminologi yang ngawur bin ngaco yang merupakan terjemahan dari 'free sex' yang justru tidak ada dalam kamus-kamus Bahasa Inggris.  

Baca juga: Pemakaian Istilah Seks Bebas Justru Mengaburkan Cara Penularan HIV/AIDS

Dalam kosa kata Bahasa Inggris tidak dikenal terminologi free sex. Tidak ada laman free sex di kamus Bahasa Inggris. Yang ada adalah free love yaitu hubungan seksual tanpa ikatan nikah (The Advanced Learner's Dictionary of Current English, Oxford University Press, London, 1963).

Maka, judul berita 'Dinkes Palopo Catat 400 Orang Tertular HIV/AIDS Akibat Seks Bebas' adalah hoaks yang pada gilirannya menyesatkan karena menggelapkan cara-cara penularan HIV/AIDS yang benar sesuai dengan fakta medis.

Di bagian lain Kepala Dinas Kesehatan Palopo Irsan Anugrah mengatakan: "Dari jumlah kasus yang kami temukan itu memang mereka tertular karena perilaku seks bebas.....''

Celakanya, dalam berita sama sekali tidak ada penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan 'seks bebas.'

Kalau pengertian 'seks bebas' dalam berita itu adalah hubungan seksual di luar nikah, seperti zina, melacur dan lain-lain, maka informasi itu menyesatkan.

Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Kalau benar 'seks bebas' penyebab seseorang tertular HIV/AIDS, maka semua orang yang pernah melakukan seks bebas, seperti pasangan suami istri yang hamil duluan, tentulah sudah mengidap HIV/AIDS. Tapi, faktanya: Tidak!

Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Tidak Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Tidak Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Maka, seseorang berisiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual penetrasi (seks oral, seks anal dan seks vaginal) karena seks yang tidak aman atau seks berisiko.

Seks yang tidak aman atau seks berisiko, yaitu:

- melakukan hubungan seksual penetrasi (seks oral, seks anal dan seks vaginal) dengan pasangan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, dan

 - melakukan hubungan seksual penetrasi (seks oral, seks anal dan seks vaginal) dengan seseorag yang sering berganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom.

Yang perlu dingat PSK ada dua tipe, yaitu:

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, PSK online.

Sekarang banyak laki-laki yang terjerumus sehingga tertular HIV/AIDS karena menganggap melakukan hubungan seksual dengan PSK tidak langsung tidak ada risiko tertular HIV/AIDS.

Soalnya, sejak awal epidemi HIV/AIDS di Indonesia yang disampaikan ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah), misalnya, mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan pelacuran. Ini jelas menyesatkan karena penularan HIV/AIDS bukan karena sifat hubungan seksual, tapi kondisi saat terjadi hubungan seksual. *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun