Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketinggian Banjir ala Stasiun TV dan Jarak Aman dari Puncak Gunung Berapi ala PVMBG

10 Maret 2024   12:06 Diperbarui: 10 Maret 2024   12:09 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Banjir semata kaki di kawasan Pondok Gede Permai, Jati Asih, Bekasi, Jabar (2/1/2020). (Foto: kompas.com - KOMPAS.com/M ZAENUDDIN)

Ini sudah menggambarkan kedalaman banjir tanpa harus menyebut ukuran dalam centimeter secara eksplisit.

Ilustrasi - Bagaimana mengkur jarak aman secara fisik dari Gunung Anak Krakatau (3/2/2022)? (Foto: m.tribunnews.com/Magma ESDM)
Ilustrasi - Bagaimana mengkur jarak aman secara fisik dari Gunung Anak Krakatau (3/2/2022)? (Foto: m.tribunnews.com/Magma ESDM)

Begitu juga dengan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Kementerian ESDM) yang selalu mengingatkan warga agar tidak mendekati puncak gunung berapi yang sedang meletus pada jarak aman sekitar kilometer dari puncak.

Busyet. Bagaimana caranya mengukur jarak aman sekian kilometer dari puncak Gunung Anak Krakatau, misalnya yang berada di tengah laut?

Lagi pula pakai alat fisik apa yang bisa mengukur sampai ribuan meter?

Lagi pula mengukur jarak dari puncak gunung berapi yang sedang bergejolak tentulah menantang maut.

Mengapa tidak membuat tanda fisik di tempat-tempat yang jadi batas aman dari puncak gunung berapi yang sedang meletus.

Kalau di laut, seperti Gn Anak Krakatau, bisa dengan pelampung.

Sedangkan di daratan bisa dengan tanda patok atau nama kampung, desa, atau kelurahan dan kecamatan. Ini juah lebih mudah dipahami warga daripadan menyebut angka berupa jarak dalam satuan meter.

Bagi pegawai PVMBG tidak masalah karena mungkin ada alat canggih yang bisa mengukur jarak ke puncak gunung berapi yang sedang meletus tanpa harus menarik tali.

Kalau demikan halnya perlu juga PVMBG menyedikan alat tersebut agar warga yang berkepentingan dengan jarak, misalnya, penduduk di lereng gunung berapi dan nelayan, diberikan alat tersebut agar terhindar dari bahaya.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun