Rencana konser musik band Inggris, Coldplay, di GBK pada 15 November 2023 dihadang penolakan terkait dengan isu LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).
Harga tiket konser dipatok mulai dari Rp 800.000 -- Rp 11 juta tergantung posisi tempat duduk. Konser besar yang pernah manggung di GBK, dulu Stadion Utama Senayan, antara lain Deep Purple pada tahun 1975.
Baca juga: Mengenang Perjalanan dari Yogyakarta Menonton Konser Deep Purple di Senayan Jakarta Tahun 1975
Berawal dari cuitan WN Malaysia, anggota parlemen dari PAS (Partai Islam Se-Malaysia), Nasrudin Hassan, di Twitter (11/5-2023) yang mengatakan vokalis Coldplay, Chris Martin, sebagai sekutu LGBT+ yang ditandai dengan kebiasaan Martin mengibas-ngibaskan bendera pelangi, dikaitkan dengan symbol dukungan kepada LBGT, ketika konser. Dia meminta agar rencana konser itu di Kuala Lumpur dibatalkan (thepinknews.com, 11/5-2023).
Coldplay sendiri dijadwalkan manggung di Malaysia pada 22 November 2023 yang juga mendapat penolakan keras.
Terlepas dari perilaku Martin di panggung sejauh ini tidak ada konfirmasi dari Coldplay atau Martin tentang orientasi seksual mereka dan dukungan ke LGBT secara resmi.
Dengan mendukung LGBT tidak otomatis menjadikan seseorang berorientasi homoseksual karena bisa saja sebagai dukungan untuk mencegah diskriminasi dan persekusi terhadap LGBT.
Celakanya, ada saja berita, artikel dan talkshow di media massa dan media online yang membasa LGBT keluar dari konteks LGBT sebagai orientasi seksual, kecuali transgender karena ini merupakan identitas gender.
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas, yang bicara di acara talkshow di TVOne, 23/5-2023, pada acara "Apa Kabar Indonesia Malam" menyoal mengapa LGBT tidak masuk ranah pidana di KUHP yang baru.