Baca juga: Informasi Ciri HIV/AIDS yang Menyesatkan dan Bikin Masyarakat Panik
Akibatnya, orang-orang yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS, tapi tidak mengalami tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala merasa tidak tertular HIV/AIDS. Maka, mereka inilah yang menyebarkan HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Kedua, terkait dengan kasus HIV/AIDS pada pelajar, remaja, pemuda, dan mahasiswa adalah hal yang logis. Soalnya, libido (dorongan hasrat seksual) mereka sangat tinggi dan harus disaluran. Tidak ada subsitusi penyaluran libido selain melalui hubungan seksual penetrasi sesuai dengan orientasi seksual masing-masing.
Bisa juga melalui 'seks swalayan' yaitu onani (laki-laki) dan masturbasi (perempuan), tapi ini tidak tuntas sehingga libido tetap tinggi.
Celakanya, informasi HIV/AIDS yang dikemas dalam komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelamkan fakta medis tentang HIV/AIDS dan menyuburkan mitos.
Misalnya, mengait-ngaitkan pergaulan bebas, seks bebas, zina, seks pranikah, melacur dan homseksual dengan penularan HIV/AIDS. Padahal, secara faktual penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (pergaulan bebas, seks bebas, zina, seks pranikah, melacur dan homseksual), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matrik sifat dan kondisi hubungan seksual).
Karena kita orang dewasa selalu menembak pelajar, remaja dan mahasiswa terkait dengan seks, maka adalah hal yang sangat arif dan bijaksana kalau kita orang dewasa yang tidak mengidap HIV/AIDS membagi pengalaman bagaimana cara kita ketika jadi pelajar, remaja dan mahasiswa tidak melakukan pergaulan bebas, seks bebas, zina, seks pranikah, melacur dan homseksual.
Banyak orang yang tertular HIV/AIDS karena termakan atau terperangkap mitos HIV/AIDS. Maka, sudah saatnya materi KIE tentang HIV/AIDS berpijak pada fakta medis bukan moral.
Sayang, dalam berita tidak ada penjelas rinci tentang faktor risiko (cara penularan HIV/AIDS) pada kasus yang terdeteksi di Siak.
Soalnya, penyebaran HIV/AIDS yang potensial dilakukan oleh laki-laki heteroseksual jika dibandingkan dengan pelajar, remaja, mahasiswa serta homoseksual, dalam hal ini laki-laki gay (Lihat matriks penyebaran HIV/AIDS melalui laki-laki heteroseksual).