(2). Hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), di wilayah Kota Sukabumi atau di luar Kota Sukabumi, bahkan di luar negeri. Soalnya, bisa saja salah satu dari PSK tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS.
Yang perlu diingat adalah PSK ada dua tipe, yaitu:
(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
(b). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, PSK online, cewek prostitusi online, 'artis dan model' prostitusi online, dll.
Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK" dan AIDS di Kota Sukabumi Meningkat Karena "Seks Menyimpang"?
Lagi pula kalau kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi lebih banyak gay tentulah kabar baik karena istri-istri di Kota Sukabumi terhindar dari HIV/AIDS sehingga mereka melahirkan anak-anak yang bebas HIV/AIDS.
Celakanya, "(Peningkatan) paling bermakna (signifikan) dialami kalangan Ibu rumah tangga, (peningkatannya) 20 persen. Sedangkan posisi kedua dan ketiga menyasar kalangan mahasiswa dan pekerja," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani." (merdeka.com, 25/6-2019).Â
Sedangkan di Kota Sukabumi data tahun 2014 menunjukkan: Sekretaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumawijaya, kepada wartawan mengatakan, sekitar 30 persen kasus baru HIV/AIDS terjadi pada ibu rumah tangga. (republika.co.id, 11/8-2014).
Salah satu faktor yang mendorong kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga di Kota Sukabumi adalah perilaku sebagian ibu-ibu di kota itu yang tergabung dalam 'arisan gigolo'. Pemenang arisan akan berlibur dengan gigolo.
Baca juga: "Arisan Gigolo" di Sukabumi, Jawa Barat: Mendorong Penyebaran HIV/AIDS di Masyarakat
Terkait dengan data kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi tidak dijelaskan mengapa kasus banyak terdeteksi pada gay. Sebaliknya mengapa kasus pada laki-laki heteroseksual, terutama yang beristri, tidak banyak terdeteksi.