Itu artinya banyak laki-laki yang terkecoh sehingga tertular HIV karena seks dengan PSK tidak langsung. Secara empiris PSK langsung dan PSK tidak langsung sama saja.
[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]
Ada lagi pernyataan: Dokter Tiersa (spesialis kandungan, dr. Tirsa Verani Sp.OG dari RS. Brawijaya Antasari) menganjurkan tidak ada salahnya untuk melakukan VCT atau Voluntary Counselling & Testing. Hal ini dilakukan untuk mengetahui status HIV-AIDS Anda.
Tes HIV dianjurkan untuk orang-orang yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual yang berisiko, yaitu:
(a). Laki-laki dan perempuan yang sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti, Â
(b). Laki-laki yang sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK),
(c). Laki-laki dan perempuan yang pernah atau sering menyuntikkan narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) secara bersama-sama dengan memakai jarum secara bergantian, Â
(d). Laki-laki dan perempuan yang pernah menerima transfusi darah yang tidak diskirining HIV, dan
(e). Laki-laki yang pernah atau sering menyusu pada PSK langsung dan PSK tidak langsung.
Memang edukasi dengan pemberian informasi yang akurat jadi salah satu cara meningkatkan kesadaran banyak orang agar menghindari kegiatan-kegiatan yang berisik tertular HIV/AID.
Masalahnya adalah: Informasi HIV/AIDS yang disebarluaskan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga yang sampai ke masyarakat bukan fakta medis tentang HIV/AIDS, tapi mitos seputar HIV/AIDS. *