Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Hari Gini" Masih Ada Netizen Sebut ODHA Dikarantina

23 Oktober 2018   21:03 Diperbarui: 24 Oktober 2018   10:26 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Relawan Palang Merah China pada acara kesadaran AIDS di Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2009 di stasiun kereta api selatan Beijing, untuk menyerukan dukungan pemerintah yang lebih baik untuk pengidap HIV/AIDS di China. (Sumber: theepochtimes.com/ AFP/Getty Images)

HIV adalah virus yang dalam jumlah yang bisa ditularkan ke orang lain hanya ada di darah, air mani, cairan vagina dan air susi ibu (ASI). Sedangkan AIDS adalah terminologi yang menunjukkan kondisi orang-orang yang mengidap HIV setelah tertular 5-15 tahun yang ditandai dengan berbagai penyakit yang disebut sebagai infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll. yang sangat sulit disebuhkan.

Nah, untuk apa mereka dikarantina, Kristian?

Penularan melalui darah bisa terjadi melalui transfusi darah yang tidak diskirining HIV. Jarum suntik yang dipakai secara bersama-sama dengan bergantian pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) jika salah satu dari mereka mengidap HIV/AIDS. Nah, ketiga anak-anak itu bukan donor darah dan tidak ada transfusi dan penyalahguna narkoba di sekolah mereka.

Penularan melalui air mani dan cairan vagina terjadi melalui hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, anal dan oral) tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Tentu saja tidak akan pernah ada hubungan seksual antara tiga anak pengidap HIV/AIDS tsb. dengan murid lain atau dengan guru dan karyawan di ruang kelas atau pekerangan sekolah.

Sedangkan penularan melalui ASI tentu saja tidak mungkin karena dari 3 bocah pengidap HIV/AIDS tsb. hanya satu perempuan yang masih kecil dan tidak mungkin ada proses menyusui dengan teman-teman sekelasnya atau dengan guru di ruang kelas atau di pekerangan sekolah.

Apakah dengan penjelasan ini nitizen Kristian masih bertahan pada pendapat sendiri bahwa ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) tetap harus dikarantina?

Cobalah berpikir dengan jernih karena karantina tidak menyelesaikan masalah HIV/AIDS karena di masyarakat banyak orang yang tidak terdeteksi mengidap HIV/AIDS jadi mata rantai penyebar HIV/AIDS. Maka, yang perlu dilakukan adalah mendeteksi warga pengidap HIV/AIDS untuk memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS.

Ada pula nitizen yang 'menyerang' pernyataan MrPunk yaitu, Maindrat Rthee Manullang, yang membalas, "edukasi bagaimana lagi? itu penyakit (HIV) menular, jadi wajar mereka khawatir." (voaindonesia.com, 23/10-2018).

HIV bukan penyakit tapi virus yang memang menular tapi dengan cara-cara yang sangat spesifik yang bukan merupakan pergaulan sosial sehari-hari. Kalau saja Maindrat membahami HIV/AIDS sebagai fakta medis tentulah tidak perlu 'menyerang' MrPunk karena yang disebutkan MrPunk merupakan fakta.

Buktinya, Saudara dan Kristian jelas tidak memahami HIV/AIDS sebagai fakta medis. Yang lebih celaka, Bupati Samosir dan Wakil Bupati Samosir pun tidak memahami HIV/AIDS sebagai fakta medis. Buktinya, mereka sampai pada kesimpulan yang tidak akurat yaitu mengatakan tiga bocah AIDS itu menjalani home schooling dan 'dibuang' ke hutan.

Kita tinggal menunggu kasus-kasus lain: Apakah kelak kalau ada anak-anak warga Samosir yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS harus menjalani home schooling atau 'dibuang' ke hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun