Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguji Peran Perda AIDS Lombok Barat Menanggulangi AIDS

15 Oktober 2018   08:06 Diperbarui: 15 Oktober 2018   08:13 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu mata rantai penyebaran HIV/AIDS adalah dari PSK melalui laki-laki heteroseksual ke istri atau pasangan seksnya. Thailand menjalankan program 'wajib kondom 100 persen' bagi laki-laki ketika seks dengan PSK. Dengan cara ini laki-laki tidak berisiko tertular HIV sehingga mata rantai penyebaran HIV dari PSK ke masyarakat diputus.

Tapi, transaksi seks dengan PSK dilokalisir dengan memakai jasa germo atau mucikari. Sedangkan di Lobar praktek pelacuran yang melibatkan PSK tidak dilokalisir sehingga tidak bisa dilakukan intervensi untuk memaksa laki-laki memakai kondom setiap kali seks dengan PSK.

Pada Bab V tentang Pencegahan di Pasal 7 ayat 1 disebutkan:  Pencegahan HIV dan AIDS bertujuan untuk melindungi setiap orang agar tidak tertular HIV dan tidak menularkan kepada orang lain yang meliputi: 

a. Pencegahan yang dilakukan oleh Pengusaha SPA dan atau tempat Hiburan dan penyedia pekerja seks.

Dengan pernyataan di atas itu artinya ada transaksi seks di SPA dan tempat hiburan, tapi tidak jelas cara pencegahan yang dilakukan pengusaha SPA dan tempat hiburan.

b. Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) meliputi Penjangkauan dan Pendampingan terhadap kelompok-kelompok rawan tertular atau beresiko tertular dan rentan.

Ada rentang waktu bagi seseorang untuk mengubah perilaku (seks) sejak menerima informasi. Nah, dalam rentang waktu tsb. bisa saja sudah terjadi penularan HIV karena ybs. melakukan perilaku yang berisiko tertular HIV.

c. Program pemakaian kondom 100% (seratus persen) pada setiap hubungan seks beresiko.

Ini jelas copy-paste dari program Thailand tapi pada ekor. Ada lima program yang dijalankan Thailand secara simultan dengan skala nasional. Pemakaian kondom pada hubungan seksual berisiko adalah yang kelima, sedangkan di perda-perda AIDS di Indonesia kondom jadi di urutan pertama sehingga terjadi penolakan dan implementasi yang tidak jelas.

HIV di Tempat Kerja

Mekanisme pengawasan program kondom adalah dengan melakukan survailans tes IMS (infeksi menular seksual yang lebih dikenal sebagai 'penyakit kelamin'), yaitu kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), herpes genitalis, virus hepatitis B, klamidia, jengger ayam, virus  kanker serviks, dll. terhadap PSK yang dilokalisir di tempat pelacuran dan rumah bordil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun