Norbert Brockmeyer dari Pusat Kesehatan Seksual dan Kedokteran di Bochum, Jerman, megatakan: "Beberapa orang mendapatkan ulkus di bibir atau lidah mereka. Tetapi bakteri juga bisa ada di jari Anda." Gejala itu merupakan tahap pertama infeksi sifilis.
Celakanya, banyak pengidap sifilis yang anggap remeh karena luka-luka itu bisa hilang sendiri dalam tiga minggu. Tapi, ketika luka hilang bakteri justru menyebar dibawa aliran darah ke seluruh tubuh. Maka, seperti dikatakan oleh Brockmeyer terjadi perubuhan pada kulit di sekujur tubuh. Ada luka-luka menonjol yang berisisik dengan warna kemerahan.
Pada tahap kedua ruam biasanya berkembang di telapak kaki atau tangan. "Ruam sifilis tidak gatal dan mudah dibedakan dari ruam alergi," kata Brockmeyer. Â
Tahap selanjutnya infeksi sifilis tidak hanya menyerang organ dalam, sistem pernapasan, lambung dan hati, Â tapi juga otot dan tulang. Keadaan berubah jadi sangat buruk ketika sebuah simpul sifilis terbentuk di aorta, arteri utama. Ini dapat menyebabkan aneurisma aorta yang mengancam jiwa.
Itulah sebabnya kalangan ahli mengatakan sifilis sebagai penyakit berbahaya yang bisa mematikan karena pada tahap keempat dampaknya tidak bisa lagi diobati, seperti radang di jantung, lumpuh, fungsi hati turun dan perubahan di otak. Sifilis juga bisa menginfeksi mata.
Dalam banyak kasus pengidap sifilis sering membeli obat di K-5. Seperti dikatakan seorang penjual obat di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur, yang dekat dengan tempat mangkal pekerja seks komersial (PSK), laki-laki sering membeli obat penyakit kelamin.Â
Celakanya, semua penyakit kelamin diobati dengan antibiotik. Pedagang tadi mengatakan minum sebutir obat antibiotik, sambil menyebut merek dagangnya, akan aman dari IMS. Ini tentu saja omong kosong karena obat itu bukan vaksin.
Maka, perlu diperhatikan pernyataan Brockmeyer ini: "Jika patogennya menjadi resisten terhadap penisilin, kita akan memiliki masalah besar. Jadi sekarang adalah waktu untuk mengembangkan dan menguji antibiotik alternatif."
'Senjata biologis' masa lampau
Disebutkan banyak teori tentang penyebaran sifilis hingga ke Eropa. Misalnya, menyebutkan Columbus dan anak buahnya membawa sifilis kembali ke Spanyol pada tahun 1492 setelah kembali dari Amerika. Sifilis kemudian menyebar ke Italia dan Prancis sehingga jadi epidemi. Dikabarkan dari Eropalah sifilis menyebar ke Asia yang juga dikenal sebagai 'penyakit Prancis'. Semasa Perang Vietnam dikabarkan sifilis berkembang jadi 'Vietnam Rose' yang kebal terhadap obat.
Dahulu perempuan yang menemani tentara dalam peperangan jika diketahui mengidap sifilis akan dikirim ke pasukan musuh sebagai 'pesan cinta'. Banyak peperangan yang dimenangkan oleh pasukan yang mengirim 'pesan cinta' karena tentara musuk banyak yang sakit karena infeksi sifilis. Inilah yang disebut Brockmeyer sebagai: "Bahkan berabad-abad lalu 'perang biologis'."