Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tidak Ada Kaitannya Antara Makan Nanas dan Timun dengan Kondisi Hubungan Seksual

15 Juni 2018   21:49 Diperbarui: 16 Juni 2018   19:41 3280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampaknya, dua penelitian itu tidak menemukan akar masalah yang berkembang luas secara turun-temurun di masyarakat yang didorong oleh kekuatan patriarkat

(Baca juga: Patriarkat Menghadang Peran Perempuan).

Pernyataan ini bikin gaduh saja: Salah satu pihak yang dipandang paling bertanggung jawab dalam mengatasi masalah kekurangan gizi ini adalah pemerintah, terutama terkait dengan pendidikan gizi sejak awal, bahkan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pemerinah mana? Wong, sejak reformasi sudah otonomi daerah (Otda) sehingga kebijakan di luar moneter, Hankam, dan luar negeri ada sepenuhnya di pemerintah daerah. Lagi pula tidak semua daerah memliki PAUD.

Lalu, apa rekomendasi Girl Effect dan Nutrition International serta UNICEF?

Disebutkan: Pendidikan gizi sejak dini dipandang penting untuk mengatasi malnutrisi remaja putri.

Jangankan remaja, perempuan yang berpendidikan tinggi pun bisa jadi ada yang akan berpikir dua kali memakan nanas dan timun jika dikaitkan dengan mitos 'becek'.

Maka, yang diperlukan adalah rekayasa sosial untuk memupus mitos. Selain itu sasaran penyuluhan dan advokasi bukan remaja dan perempuan dewasa, tapi remaja dan laki-laki dewasa agar mereka tahu fakta seksualitas sebenarnya, bukan hanya mitosnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun