Padahal, secara biologis, tubuh sudah menyiapkan cairan vagina sebagai pelumas pada hubungan seksual agar tidak terjadi perlecetan dengan luka-luka mikroskopis.
Lagi pula tidak ada studi yang mengaitkan kondisi vagina saat hubungan seksual dengan kebiasaan perempuan makan nanas dan timun.
Celakanya, paparan laki-laki yang hanya merupakan mitos (keyakinan atau gagasan yang dipegang luas namun salah) (sesuatu yang dilarang karena ada kaitannya dengan supernatural) justru disebarluaskan oleh perempuan. Yang lebih parah lagi, oleh ibu remaja putri itu sendiri dan ada kemungkinan dituturkan turun-temurun.
Informasi Seksualitas
Apakah kemudian perempuan yang sama sekali tidak makan nanas dan timun otomatis tidak becek ketika hubungan seksual?
Tidak ada jaminan karena cairan vagina keluar erat kaitannya dengan kondisi psikologis perempuan ketika terjadi hubungan seksual.
Jika perempuan sedang tidak mood bisa saja terjadi 'kekeringan'. Sebaliknya, tanpa hubungan seksual penetrasi pun dengan bercumbu saja bisa becek.
Bahkan, diyakini jika seorang laki-laki bisa 'menyentuh' titik G-spot rangsangan seks akan meningkat yang juga ditandai dengan cairan vagina.
(Baca juga: G-spot, Titik Orgasme Perempuan)
Nah, informasi seksualitas inilah yang perlu diberikan kepada remaja putra dan putri agar tidak termakan mitos.