Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pornografi Hiburan Tak Perlu Ditiru

5 Juli 2017   06:23 Diperbarui: 5 Juli 2017   06:35 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, Dr Lim tidak menyimpulkan bahwa menonton pornografi adalah hal yang buruk dan mengakibatkan hal lain, tapi kebiasaan itu paling tidak mempengaruhi kesehatan mental dan seksualitas. Dr Lim juga mengatakan temuan ini punya berimplikasi penting untuk mengembangkan pendidikan seksual yang relevan.

Informasi tentang seksual di lingkungan keluarga, seperti menstruasi dan mimpi basah saja, hampir tidak ada. Begitu juga di sekolah dan di media massa serta media sosial, maka Dr Lim menyimpulkan: "Jadi anak muda mungkin mencari informasi lebih jauh tentang hal yang mereka ingin tahu, dan satu-satunya cara yang mereka bisa akses adalah melalui pornografi."

"Hipotesa kami remaja ini luput dari pendidikan seks tradisional dan bahkan di media," kata Dr Lim. Untuk itulah Dr Lim melihat perlu ada pendidikan seksualitas di sekolah, tapi tidak menjelaskan dengan rinci misalnya bagaimana melakukan seks anal.

Upaya memberikan pendidikan seksualitas di sekolah sudah bergulir sejak lama tapi terus menuai pro dan kontra. Maka, yang jauh lebih arif adalah melakukannya di lingkungan keluarga seperti yang dijalankan keluarga Jepang ini (Anda Bisa Tiru Cara Keluarga Jepang Ini Lakukan Edukasi Seks).

Tidak harus ilmiah. Mulailah dengan memberikan informasi tentu organ-organ seksual, menstruasi dan mimpi basah. Memang, tidak semudah diucapkan tapi sudah mendesak untuk dilakukan karena insiden KTD dan kasus IMS dan HIV/AIDS sudah banyak terdeteksi di kalangan remaja. *

Jakal Km 5,6 Yogyakarta, 5/7-2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun