Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tes HIV Sebelum Menikah Dikesankan Sebagai "Vaksin AIDS", Kesalahan Terbesar dalam Penanggulangan HIV/AIDS

3 Januari 2016   08:50 Diperbarui: 3 Januari 2016   09:45 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Berapa orang, sih, laki-laki yang menikah setiap hari di Indonesia? Coba bandingkan dengan jumlah laki-laki beristri (baca: suami) yang melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS setiap hari.

Tentu saja jumlah suami yang melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS jauh lebih banyak daripada laki-laki yang menikah. Menteri Kesehatan, dr Nafsiah Mboi, menegaskan bahwa pihaknya mencatat hingga akhir 2012 ada 6,7 juta pria Indonesia yang menjadi pelanggan pekerja seks komersial (PSK), sehingga pria menjadi kelompok paling berisiko tinggi untuk menyebarkan HIV/AIDS (antarabali.com, 9/4-2013). Dari jumlah ini 4,9 juta di antaranya adalah laki-laki beristri.

Suami-suami itu adalah:

(1) Suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti, seperti perselingkuhan, kumpul kebo, kawin-cerai, kawin kontrak, dll.

(2) Suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) langsung (PSK yang kasat mata yaitu yang mangkal di lokasi pelacuran dan mejeng di jalanan).

(3) Suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) tidak langsung (PSK yang yang tidak kasat mata yaitu perempuan yang mangkal di kafe, pub, diskotek, panti pijat plus-plus, ABG, ayam kampus, cewek gratifikasi seks, dll.).

(4) Suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan waria. Sebuah penelitian di Kota Surabaya, Jawa Timur, menunjukkan ketika seorang suami melakukan hubungan seksual dengan waria suami tadi yang jadi ‘perempuan’, dalam bahasa mereka ‘ditempong’, sehingga risiko tertular HIV/AIDS sangat tinggi karena menerima seks anal.

(5) Suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan laki-laki, disebut LSL (lelaki suka seks lelaki). Dalam berbagai penjangkauan di banyak daerah LSL sudah banyak yang teridenfikasi.

Bayi Tabung

Lima perilaku di atas menggambarkan jumlah laki-laki yang berisiko tertular HIV. Tes HIV terhadap calon pengantin pun tidak akan bisa menyentuh ‘nikah siri’ dan kawin-kontrak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun