Kehidupan masyarakat Batak berjalan pada roda ’Dalihan Na Tolu’ yaitu (ada perbedaan penyebutan di setiap daerah): (1) hula-hula/mora (pihak keluarga istri), (2) kahanggi/dongan tubu (bersaudara berdasarkan ibu atau marga), dan (3) boru/anak boru (pihak yang mempersinting putri mora).
Dalam kehidupan sehari-hari marga menjadi identitas orang Batak. Marga dipakai dari marga ayah (patriarkat). Di Barat marga disebut sebagai family name yang justru menjadi nama panggilan biar pun ditempatkan di belakangan nama.
Nah, kalau SBY, sebagai pribadi atau presiden, diberi gelar ’Raja Batak’ maka apakah dia otomatis menyandang semua marga Batak? Ini sesuatu yang musykil dan mustahil dalam adat Batak. Jika SBY tetap diberikan gelar ’Raja Batak’ maka SBY hanya raja bagi marga yang memberikannya gelar raja kepadanya tidak (raja) untuk semua marga di suku Batak. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H