Tirtha atau air sangatlah penting dalam persembahayangan, karena keagungan air sebagai pembersih atau sarana penyucian, dan pemberi kehidupan. Kata tirtha berasal dari bahasa sansekerta, menurut para ahli Max Muller, Sir Monier William menyebutkan arti kata Tirtha adalah pemanidan atau sungai, kesucian atau setitik air, sungai yang suci, jika disimpulkan tirtha itu bermakna, penyucian atau membersihkan.Â
Semua peralatan dan bangunan-bangunan yang ada di Pura harus dipercikkan air sebelum upacara dimulai. Selanjutnya percikkan air suci kepada orang dalam upacara itu untuk mendapatkan kesehatan, ketentraman (damai di hati).
Makna Tirtha, tirtha adalah air yang telah disucikan, kesuciannya diperoleh dengan jalan dimantrai oleh orang yang berwewenang seperti pemangku, pinandita, pemande, pandita dan sri mpu.
Ada beberapa jenis tirtha dan juga manfaatnya :
a. Tirtha yang dimanfaatkan sebagai penyucian terhadap bangunan, terhadap alat-alat upacara ataupun terhadap diri sendiri, tirtha ini adalah jenis tirtha penglukatan, tirtha pembersihan, tirtha prayascita.
b. Tirtha yang dimanfaatkan sebagai penyelesaian upacara upacara dalam persembahyangan, tirtha ini biasanya di mohon di suatu pelinggih utama pura yang disebut titha wansuhpada.
c. Tirtha yang dipakai untuk penyelesaian upacara kematian, contohnya tirtha penembak, tirtha pemanah dan d. tirtha pengentas. Tirtha ini berasal dari Sang Dwijati Sulinggih.
Di dalam weda parikrama dan surya sevana dijelaskan, maksud dari pemakaian tirtha itu adalah sebagai penyucian secara lahiriah dan rohaniah (lahir dibersihkan dengan air, rohani di bersihkan dengan kesucian tirta.
Bija
       Bija atau biji beras yang dicuci dengan air atau air cendana. Terkadang juga dicampur dengan kunyit sehingga berwarna kuning. Beras untuk bija diupayakan harus beras yang galih, atau beras utuh yang tidak patah. Bija dibuat dari biji beras yang dicuci dengan air bersih lalu direndam dengan air cendana.
Penggunaan Bija bertujuan untuk mensucikan pikiran, perbuatan, dan perkataan. Bija diletakan di antara dua kening, di dada, dan ditelan. Fungsi bija adalah sebagai lambang kumara yaitu putra Dewa Siwa. Yang dimaksud kumara adalah benih kesiwaan yang bersemayam di dalam diri setiap manusia.Â