Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul "A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation", Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.
Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?
Setiap sekolah memiliki 7 modal/asset, yang berpotensi untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Ketujuh modal asset ini dapat dikembangkan secara optimal dalam proses pembelajaran apabila kita dapat mengelolanya dengan baik.
Berdasarkan hal ini, saya melakukan proses pemetaan aset yang dimiliki oleh SMPN 6 Tulungagung adalah adanya buku-buku pelajaran dan non pelajaran baik berupa fiksi maupun non fiksi yang dapat dibaca oleh semua warga Sekolah di satuan Pendidikan saya. Maka berdasarkan hal ini perlu dilakukan Aksi nyata Program yang berdampak pada murid yaitu GELIPAN.
Prakarsa perubahan yang digagas adalah GELIPAN (GErakan LIterasi PendidikAN). Alasan prakarsa perubahan dalam bidang literasi ini adalah pandemi COVID-19 telah memengaruhi penutupan sekolah, di mana kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh; pandemi COVID-19 mengakibatkan hilangnya kesempatan belajar (learning loss) yang berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik; program literasi sekolah tidak sesuai dengan harapan. Kegemaran anak dalam membaca menurun, orang tua mengeluh terhadap daya baca anak, kurangnya pengawasan literasi di rumah. Literasi adalah kemampuan dasar yang dimiliki anak dalam menerima dan mengolah informasi. Jika literasi rendah, maka akan banyak penyebaran hoax yang bermunculan di media sosial. Perlunya ada filter terutama melalui program literasi baik manual maupun digital. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dikembangkan sesuai kontinum perkembangan kompetensi yaitu GELIPAN.
2. Jalannya Aksi Nyata
Tujuan Umum aksi nyata ini adalah mendeskripsikan optimalisasi GELIPAN di SMPN 6 Tulungagung. Tujuan khususnya adalah
- Membudayakan gemar membaca di sekolah dan di rumah, baik manual membaca buku maupun digital melalui internet/video.
- Menerapkan budaya positif melalui kegiatan literasi baca tulis.
- Menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya.
- Mengembangkan bakat dan minat anak sesuai potensi dirinya.
- Menanamkan nilai-nilai positif seperti mandiri, kreatif, dan kritis dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Linimasa tindakan yang akan saya lakukan adalah :
- Membuat program dan jadwal kegiatan.
- Menyosialisasikan dan meminta dukungan kepada kepala sekolah, rekan guru, tendik, komite, orang tua dan murid.
- Membuat analisis BAGJA.
- Membuat kesepakatan bersama.
- Menganalisis dan menilai pelaksanaan GELIPAN.
- Mengevaluasi ketercapaian kegiatan.
- Melakukan refleksi dan rencana tindak lanjut.
Aksi nyata yang akan saya lakukan memerlukan dukungan dari :
1) Â Â Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan.
2) Â Â Teman sejawat yang memberikan saran dan masukan terkait program.