Mohon tunggu...
INE ERNA ANDRIANA
INE ERNA ANDRIANA Mohon Tunggu... Guru

Hallo Semuanya Selamat Datang, Terima Kasih Telah Bergabung profil Kami

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Gelipan sebagai Program Berdampak pada Murid

2 Juli 2022   20:26 Diperbarui: 2 Juli 2022   20:29 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Fakta (Fact)

1. Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun"  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup  dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses menuntun tersebut, anak  diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia pendidikan. Pembelajaran dilakukan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pandemi ini meluluhlantakkan  sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Pengawasan karakter dalam PJJ dirasa sangat kurang dan tidak terkontrol dengan baik. Guru sebagai pamong perlu melakukan aksi nyata dalam mewujudkan program berdampak pada murid seperti halnya di Program Guru Penggerak ini.

Program Guru Penggerak yang dibuat pemerintah ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila..

Tujuan mengoptimalkan asset sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Itulah mengapa banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter murid. Misalnya program kantin kejujuran dengan tujuan menumbuhkan karakter jujur pada murid atau program literasi  dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kritis pada murid. Literasi baca dan tulis anak selama pandemi menjadi menurun terbukti dengan turunnya minat baca anak.

Visi guru penggerak sangat erat kaitannya dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, serta paradigma dan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA. Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi.

Guru diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam menerapakan merdeka belajar sehingga mampu menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat dalam memperbaiki laku anak sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut, tentunya diperlukan peran pemangku kepentingan baik intern maupun ekstern secara maksimal melalui pemetaan kekuatan/potensi dan nilai-nilai postif yang dimiliki sekolah.

Untuk mencapai visi sekolah, tentunya perlu adanya prakarsa perubahan. Guru merumuskan visi dan membuat prakarsa perubahan di sekolah dengan melibatkan pemangku kepentingan. Guru diminta memetakan peran pemangku kepentingan dalam menyukseskan visi yang ditetapkan. Guru berkolaborasi dengan pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal dalam mewujudkan visi sekolah.

Pada Modul 3.3. dalam pendidikan guru penggerak ini mengupas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada dua hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, diantaranya adalah tentang MELR : Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan) dan manajemen resiko seperti yang disampaikan pada lokakarya 6 guru penggerak. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.

Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul "A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation", Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.

Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?

Setiap sekolah memiliki 7 modal/asset, yang berpotensi untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Ketujuh modal asset ini dapat dikembangkan secara optimal dalam proses pembelajaran apabila kita dapat mengelolanya dengan baik.

Berdasarkan hal ini, saya melakukan proses pemetaan aset yang dimiliki oleh SMPN 6 Tulungagung adalah adanya buku-buku pelajaran dan non pelajaran baik berupa fiksi maupun non fiksi yang dapat dibaca oleh semua warga Sekolah di satuan Pendidikan saya. Maka berdasarkan hal ini perlu dilakukan Aksi nyata Program yang berdampak pada murid yaitu GELIPAN.

Prakarsa perubahan yang digagas adalah GELIPAN (GErakan LIterasi PendidikAN). Alasan prakarsa perubahan dalam bidang literasi ini adalah pandemi COVID-19 telah memengaruhi penutupan sekolah, di mana kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh; pandemi COVID-19 mengakibatkan hilangnya kesempatan belajar (learning loss) yang berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik; program literasi sekolah tidak sesuai dengan harapan. Kegemaran anak dalam membaca menurun, orang tua mengeluh terhadap daya baca anak, kurangnya pengawasan literasi di rumah. Literasi adalah kemampuan dasar yang dimiliki anak dalam menerima dan mengolah informasi. Jika literasi rendah, maka akan banyak penyebaran hoax yang bermunculan di media sosial. Perlunya ada filter terutama melalui program literasi baik manual maupun digital. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dikembangkan sesuai kontinum perkembangan kompetensi yaitu GELIPAN.

2. Jalannya Aksi Nyata

Tujuan Umum aksi nyata ini adalah mendeskripsikan optimalisasi GELIPAN di SMPN 6 Tulungagung. Tujuan khususnya adalah

  • Membudayakan gemar membaca di sekolah dan di rumah, baik manual membaca buku maupun digital melalui internet/video.
  • Menerapkan budaya positif melalui kegiatan literasi baca tulis.
  • Menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya.
  • Mengembangkan bakat dan minat anak sesuai potensi dirinya.
  • Menanamkan nilai-nilai positif seperti mandiri, kreatif, dan kritis dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Linimasa tindakan yang akan saya lakukan adalah :

  • Membuat program dan jadwal kegiatan.
  • Menyosialisasikan dan meminta dukungan kepada kepala sekolah, rekan guru, tendik, komite, orang tua dan murid.
  • Membuat analisis BAGJA.
  • Membuat kesepakatan bersama.
  • Menganalisis dan menilai pelaksanaan GELIPAN.
  • Mengevaluasi ketercapaian kegiatan.
  • Melakukan refleksi dan rencana tindak lanjut.

Aksi nyata yang akan saya lakukan memerlukan dukungan dari :

1)    Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan.

2)    Teman sejawat yang memberikan saran dan masukan terkait program.

3)    Murid yang menjadi kontributor karya.

4)    Orang tua sebagai mitra dalam mendampingi anak di rumah.

5)    Komite sekolah sebagai penghubung antara orang tua dan sekolah.

dokpri
dokpri

3. Hasil dari Aksi Nyata

Hasil yang saya peroleh dari aksi nyata Modul 3.3 adalah saya dapat mempraktikkan optimalisasi GELIPAN di SMPN 6 Tulungagung dan juga mewujudkan filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada kelas yang saya ajar. Saya akan berupaya meningkatkan kegiatan literasi baik manual maupun digital anak selama masa pemulihan dari pandemi dengan adanya pengawasan dari guru yang berkolaborasi dengan orang tua sebagai mitra.  Saya akan menjadi "petani" yang mampu menyemai benih-benih dengan berbagi kondisi alamnya sehingga kelak menjadi anak yang cerdas berkarakter. Saya mewujudkan aksi nyata ini dengan berkolaborasi dengan murid, kepala sekolah, orang tua, guru lain, tendik, komite, dan teman sejawat dalam mengoptimalkan literasi pendidikan baik manual maupun digital dengan menambah referensi.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

B. Perasaan (feeling)

Dengan ada Program GELIPAN ini murid merasa senang bersemangat dan antusias untuk melaksanakan kegiatan tersebut karena dengan adanya kegiatan yang dilakukan setiap hari murid dikenalkan pada buku-buku fiksi maupun non fiksi yang dapat mereka baca dan termotivasi menghasilkan karya. Tidak hanya di pihak murid, pihak sekolah pun merasa gembira dengan adanya Program GELIPAN ini, disamping dapat mewujudkan program-program yang nyata juga dapat kembali mendidik murid mencintai buku mensukseskan kegiatan literasi sekolah. Saya pribadi merasa bangga dapat mengoptimalkan GELIPAN di SMPN 6 Tulungagung karena sejak adanya pandemi semangat anak untuk membaca dan menulis menurun.

C.  Temuan (finding) 

Dalam aksi nyata program GELIPAN ini untuk mengembangkan minat baca anak usia SMP melalui gerakan literasi dan persiapan membaca lanjutan sangat bermanfaat karena dengan program ini dengan sendirinya kita bisa mengindentifikasikan kebutuhan belajar murid dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid. Identifikasi jenis risiko Pada program ini mungkin ada saja risiko yang muncul di antaranya masa transisi dari pandemi menjadi endemi, dari PJJ ke PTMP dan pembelajaran 100% tetapi dengan mengurangi aktivitas di sekolah, sehingga akses ke perpustakaan sangat sedikit.

Pengukuran Risiko : risiko yang dihadapi tidak terlalu besar, akan tetapi tetap harus diperhatikan dan diukur dalam pelaksanaan program sekolah.

Strategi pengendalian risiko : ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi, dengan mengomunikasikan program dengan kepala sekolah, kemudian melakukan perencanaan program memperhatikan pendekatan kekuatan atau asset yang dimiliki sekolah, salah satunya dengan cara mengidentifikasi kekuatan warga sekolah dan memanfaatkan kekuatan tersebut untuk kegiatan atau program yang diadakan. Dan untuk resiko finansial, dapat mengemas program dengan memanfaatkan bahan yang ada dan memanfaatkan potensi atau kreatifitas yang dimiliki guru.

Melakukan Evaluasi terus menerus maju bekelanjutan ; semua warga sekolah melakukan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan.

Pikiran saya makin terbuka lebar saat mendalami materi menyukseskan visi sekolah melalui prakarsa perubahan melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dan langkah BAGJAnya.  Saya harus bekerja keras dalam meningkatkan literasi pendidikan baik manual maupun digital. Guru memberikan keteladanan dan habituasi secara konsisten dan berkomitmen tinggi secara terus-menerus dalam berliterasi. Guru menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya, guru adalah petani yang menyemai benih agar berkualitas, menanamkan budi pekerti, menerapkan student oriented, dan berhamba pada anak. Guru harus melakukan perubahan dengan menanamkan nilai-nilai budi pekerti agar menjadikan murid menjadi Profil Pelajar Pancasila.

Refleksi saya lakukan mulai tahap perencanaan, eksekusi, dan evaluasi hasil atas hambatan dan mencari solusi permasalahannya. Hambatan yang saya dapatkan adalah kesulitan berkolaborasi dengan orang tua yang bekerja karena tidak dapat membimbing anak secara maksimal, tetapi saya tetap menjalin komunikasi agar aksi nyata saya dapat sukses.  Saya ingin mengoptimalkan literasi meskipun masih masa transisi dan tidak mudah untuk mewujudkannya. Kegemaran membaca melalui keteladanan dan pembiasaan akan bermanfaat bagi anak dan sekolah terutama guru dalam mengembangkan bakat dan minat anak sesuai potensinya.

D. Penerapan ke Depan (future) 

Jika siswa memiliki keinginan dan semangat untuk melakukan kegiatan GELIPAN  maka akan timbul kecintaan terhadap buku dan semangat untuk belajar dengan hal-hal yang baru dapat memacu mereka dalam meningkatkan minat baca menstimulus kreativitas mereka dan mengasah kemampuan bahasa yang dimiliki murid.

Saya melakukan refleksi setelah mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pada Aksi Nyata Modul 3.3. Saya akan membagi pengalaman dan praktik baik dalam mengoptimalkan GELIPAN di SMPN 6 Tulungagung dan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Tulungagung, serta guru-guru di seluruh Indonesia baik melalui file maupun video, secara daring dan luring. Kegiatan yang saya lakukan akan menjadi keunggulan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan layanan pendidikan kepada murid. Guru-guru pun akan menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat  menerapkan merdeka belajar yang berpihak pada murid sesuai kodrat alam dan zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dengan mengakomodir suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) murid.

Rencana perbaikan di masa mendatang adalah menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat untuk menanamkan nilai-nilai Pelajar Pancasila pada murid. Saya akan memberikan teladan yang baik dan menyukseskan literasi pendidikan baik manual maupun digital. Rencana yang akan saya lakukan ke depan adalah Memanfaatkan teknologi dalam literasi digital dan memperbanyak koleksi buku bacaan fiksi maupun nonfiksi di perpustakaan maupun sudut baca sekolah.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun