Mohon tunggu...
indriyas
indriyas Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu rumah tangga, blogger, content writter, freelancer http://www.indriariadna.com http://meubelmart.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru, Digugu lan Ditiru

3 Juli 2016   03:36 Diperbarui: 3 Juli 2016   03:52 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi, 9 tahun yang lalu

Beberapa kali dan sering wali kelas anak saya menelpon atau sms untuk memberitahukan keadaan anak saya di sekolah [demam, sakit perut] ataupun saat harus pulang lebih awal dari jadual.

Bahkan anak saya sering meminjam HP wali kelasnya untuk menelpon saya minta di jemput [kalau ternyata jadual jam pulang maju/berubah].

Aturan untuk para jemputers [orang yang menjemput] anak saat pulang sekolah pun cukup ketat. Harus orang tua ataupun orang yang sudah di kenal oleh guru-guru dan sekuriti yang boleh menjemput.

Apakah anak saya pernah di hukum di sekolahnya? Pernah

Karena lupa belum potong kuku, lupa tidak buat PR [mak nya yang salah] dan hukumannya di suruh potong kuku di luar kelas dan mengerjakan PR di luar kelas. Saya sangat menghargai sekolah dan guru-guru di sekolah anak saya dulu karena kesalahan dan hukuman yang di berikan seimbang dan masuk di akal bagi anak-anak dan orang tuanya.

Lupa potong kuku? Ya di hukum potong kuku sendiri tapi di luar kelas, tidak di suruh lari keliling lapangan atau push up sampai linu.

Mereka tidak membuat anak takut atau jera tetapi mengajarkan anak lebih disiplin dan bertanggung jawab [tentunya orang tuanya juga].

Toh apabila semisal saya tidak terima dengan hukuman anak saya, saya bisa telpon atau langsung datang ke sekolah dan bertemu dengan wali kelas atau kepala sekolah. Mereka bukan sosok yang tidak tergapai karena jauhnya atau malas di temui oleh para orang tua. Mereka sangat open minded dan ramah bahkan tidak berjarak dengan para orang tua murid.

Lapor ke polisi ? Sama sekali tidak pernah terpikir oleh saya sebagai orang tua.  

Menurut saya pribadi, menegakkan disiplin bukan hal mudah yang hanya bisa di lakukan dalam semalam dan sim salabim prok prok prok jadi.

Disiplin butuh waktu dan konsistensi tinggi antara orang tua, murid dan guru. Anak-anak merupakan masa depan bangsa ini dan saya mengharapkan anak saya dan anak-anak lain mempunyai tekat dan semangat baja, bukan semangat tempe dan mudah menyerah. Isen Mulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun