Mohon tunggu...
indriyas
indriyas Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu rumah tangga, blogger, content writter, freelancer http://www.indriariadna.com http://meubelmart.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rumah Subsidi, Kenapa Tidak?

22 Juni 2016   00:41 Diperbarui: 22 Juni 2016   12:48 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang terakhir kami sudah booking kavling dan setor uang DP sejumlah 14 juta di salah satu developer di Semarang. Harga rumahnya saat itu IDR 245 juta tipe 45/96. Waktu itu suami saya sudah pindah ke Kalimantan sementara saya dan anak kami masih tinggal di Semarang. Karena tidak berpikir panjang saat itu, begitu saya melihat lokasi, lihat contoh rumahnya saya bilang ke suami, njupuk iki wae...ambil rumah di sini saja. Saat itu saya juga masih bekerja, jadi masih ada 2 aliran pemasukan. Di hitung-hitung masih bisa tercover.

Setelah uang DP masuk ke developer malah saya yang gantian kepikiran, masak iya sih saya dan anak tinggal di rumah ini sementara suami tinggal di Kalimantan? Nanti kalau misal ada genteng bocor atau pompa air rusak bagaimana? Masak harus nunggu suami saya terbang pulang dari Kalimantan?

Bukan ini yang saya inginkan. Saya maunya kami tinggal bersama sebagai keluarga di sebuah rumah. Untungnya, permohonan KPR ditolak oleh bank dan DP bisa di ambil kembali utuh walaupun butuh perjuangan yang agak alot.

Setelah itu saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan  pindah ke Kalimantan bersama anak menyusul suami. Dengan satu tekad, yang penting satu keluarga ngumpul dulu lah, urusan rumah atau tinggal di mana nanti gampang bisa di atur. Setelah 1 tahun di Kalimantan dan sudah mengenal berbagai jalan disini, saya sudah mulai hunting lagi perumahan-perumahan di area Palangkaraya, baik yang baru di bangun/perumahan baru maupun rumah second. Komersil maupun rumah subsidi.

Saat itu saya mendengar informasi bahwa ada program dari Pak Jokowi tentang rumah subsidi, dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya. Seperti bunga kpr yang flat 5% selama jangka waktu angsuran, ada subsidi uang muka dll. Walaupun tentu mutu dan kualitas bangunan ya begitulah, tahu sendiri kan ya.

Sementara dari pihak pemohon, ada syarat bahwa rumah subsidi berlaku untuk pengambilan rumah pertama kali dengan penghasilan pemohon maksimal 4 juta per bulan. Saya bilang ke suami, "Pak, mending memanfaatkan program rumah subsidi saja dulu. Nanti setelah itu baru ngambil lagi yang rumah komersil." Dan syukurlah suami saya setuju.

Akhirnya kami mantap dan bersepakat untuk mengambil rumah subsidi lebih dahulu setelah berhitung dengan semua pengeluaran dan dana yang bisa di kumpulkan untuk biaya-biaya KPR.

Ternyata banyak sekali pengembang atau developer di Palangkaraya yang khusus membangun rumah subsidi. Walaupun tidak semuanya amanah, banyak berita dari teman-teman tentang DP yang sudah mereka lunasi tetapi rumah tak kunjung di bangun. Sebagai konsumen, kita memang harus ekstra hati-hati menentukan pilihan developer mana yang benar-benar amanah dan tidak asal mengumbar janji.

Oiya, harga rumah subsidi di Palangkaraya tahun 2016 berkisar di harga 125 juta sampai dengan 128 juta dengan tipe standart 36 dan luas tanah 120 - 140 m2. Terus terang, saat itu kami sebenarnya juga tidak tahu harus memilih developer yang mana. Tapi untunglah sudah ada pemikiran matang, kata sepakat antara suami dan saya dan sedikit bekal pengalaman sebelumnya.

Jadi kami memilih developer yang sudah pernah membangun perumahan di komplek tersebut. Lokasi yang kami pilih untuk rumah subsidi ini memang lokasi khusus untuk perumahan subsidi dan sedikit perumahan komersil. Ada 7 developer yang membangun rumah subsidi di area ini. Semisal 1 developer membangun 300 rumah berarti akan ada sekitar 2000 rumah subsidi di area ini.

Developer yang kami pilih ini sudah mempunyai track record dan pengalaman "lumayan" juga sudah berbentuk badan hukum (PT). Beberapa developer masih ada yang sistem perorangan. Dan antara kami dan pihak developer juga ada perjanjian lisan di awal bahwa kami tidak akan memberikan DP dulu kecuali permohonan KPR kami di setujui bank. Semisal pun tidak di setujui uang booking hangus tidak apa-apa, itu resiko saya. Saya bilang demikian kepada pihak developer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun