Hal ini bisa menyebabkan eutrofikasi, di mana terlalu banyak nutrisi seperti nitrogen atau fosfor dapat memicu pertumbuhan alga yang berlebihan, mengganggu keseimbangan ekosistem air dan mempengaruhi kehidupan akuatik. Selain itu, penggunaan berlebihan pupuk kimia juga dapat merusak struktur tanah dan mengurangi keberagaman hayati dalam tanah.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk kimia sebaiknya dilakukan dengan bijaksana sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tepat.
Sedang, pupuk organik bisa memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan tanaman tahunan, tetapi penggunaannya dalam jumlah berlebihan juga bisa memiliki konsekuensi negatif. Kelebihan pupuk organik dapat:
1. Meningkatkan Kesuburan Tanah: Bahan organik dalam pupuk dapat meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang dengan memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
2. Menyediakan Nutrisi yang Bertahan Lama: Pupuk organik cenderung melepaskan nutrisi secara perlahan ke tanah, memberikan nutrisi yang bertahan lebih lama dibandingkan dengan pupuk kimia.
3. Mengurangi Risiko Pencemaran Tanah: Pupuk organik cenderung lebih ramah lingkungan dan kurang mungkin menyebabkan pencemaran tanah atau air dibandingkan dengan pupuk kimia.
Namun, penggunaan berlebihan pupuk organik juga memiliki risiko:
1. Overdosis Nutrisi: Jika terlalu banyak pupuk diberikan, tanaman bisa mengalami kelebihan nutrisi yang dapat merusak pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
2. Penggunaan Berlebihan Bahan Organik: Kelebihan bahan organik dapat mengganggu keseimbangan tanah, terutama jika komposisi bahan organik tidak seimbang.
Keseimbangan penggunaan pupuk organik dan kimia perlu tolok ukur untuk mengukur jumlah dan jenis pupuk organik yang diberikan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman serta untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan kondisi tanah. Upaya ini akan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul.
Mengingat penggunaan pupuk organik dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain: