Sebenarnya Penulis sedang sedikit bernostalgia saat berada di Istana negara bersama seratus Kompasianer yang beruntung mendapat undangan makan siang bareng Presiden Jokowi, 13 Desember 2015 yang lalu. Saat itu Penulis sangat terharu, dan tidak pernah manyangka akan seberuntung itu bisa berada dalam satu event yang tuan rumahnya adalan Presiden RI. Penulis sampai tidak bisa banyak berucap, karena fokus mencermati semua pesan Presiden Jokowi. Sebelum semua dimulai, belum-belum Presiden sudah memecah keheningan dengan satu guyonan yang membuat hadirin langsung merasa di rumah, dan sedang dijamu oleh Sang Bapak.
[caption caption="Presiden Jokowi pose bersama CEO Google dan Staff Google dari Indonesia | Google Indonesia"][/caption]Namun demikian, tulisan ini utamanya adalah merangkum berita dan pidato yang Penulis simak dari berbagai sumber informasi, termasuk pidato yang bisa diikuti dari beberapa seri rekaman video di Youtube.
Pesan dan Update Presiden Jokowi untuk Diaspora Indonesia di San Francisco (dan masyarakat pada umumnya)
Dalam pertemuan dengan Diaspora di San Fransisco, hadir bersama Presiden Jokowi adalah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
[caption caption="Presiden di depan 800 hadirin dari Diaspora Indonesia di San Fransisco |Foto: dokpri-youtube"]
[caption caption="Di tengah kerumunan Diaspora Indonesia di San Fransisco | Dokpri-Youtube Berita Terkini"]
"Januari kita sudah masuk MEA yang sudah tidak bisa kita tolak lagi. Di depan juga ada Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), di depan kita ada lagi bloknya China, ada lagi FTA (free trade agreement) Uni Eropa . Ini sebuah keterbukaan yang mau tidak mau harus kita hadapi," kata Presiden.
Misalnya dalam hal berkompetisi dengan masyarakat global, Presiden bilang, "Jangan belum apa-apa sudah takut," katanya. Hal yang sama disampaikan kepada para Kompasianer dalam undangan makan siang bersama Presiden di istana.
Memang sebagian dari hal yang disampaikan Presiden Jokowi di depan Diaspora Indonesia di San Fransisco ini kurang lebih senada dengan yang disampaikannya kepada 100 Kompasianer bulan Desember yang lalu. Hanya saja, dalam sekitar 30 menitan pidato Presiden di San Fransisco, Penulis mendengar lebih banyak rincian pelaksanaan program dan kebijakan bidang infrastruktur yang terkini. Selain itu, pesan dan informasi bernada humor juga lebih sering dilontarkan oleh Presiden. Tidak heran kalau dalam penyampaian pesannya, Presiden sering mengundang tepuk tangan dan tawa hadirin.
Pesan yang sama, antara lain soal perlunya sikap optimis, tidak takut sebelum maju, dan menyiapkan diri menghadapi kompetisi global.
Sementara pada saat berbicang dengan Kompasianer, beliau menyampaikan harapannya agar agar para blogger membuat tulisan yang memberi rasa optimimse kepada publik. ”Tulisan-tulisan yang menyadarkan pentingya menumbuhkan rasa integritas, dan kejujuran
Baik di depan Diaspora maupun blogger Kompasiana, Presiden menjelaskan tentang masa ketika ekonomi melambat, sebenarnya dalam konteks global, semua negara juga mengalami perlambatan. Bahkan beberapa negara mengalami pertumbuhan yang minus: Rusia, Brasilia, China dan Yunani.
[caption caption="Kompasianer bersama Presiden RI. (penulis: nomor 3 dari kiri) |Foto: Setneg RI"]
Seperti yang sudah banyak orang ketahui, gaya bicara Presiden asal Solo ini sangat membumi, santai tetapi serius, egaliter, dan pada saat yang tepat, pandai menyisipkan humor cerdas yang sebenarnya menjadi bagian dari keseluruhan pidatonya. Ada aura sejuk dan semangat optimisme yang menular pada kami, pendengarnya saat itu.
Selanjutnya mari kita simak poin-poin penting terkait kunjungan Presiden baru-baru ini ke Amerika Serikat (AS) --- bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo serta rombongan dalam rangka pertemuan utama yaitu menghadiri KTT ASEAN-AS pada tanggal 15-16 Februari 2016 serta beberapa pertemuan lain dengan para bos media sosial, yaitu Sundar Pichai (CEO Google), Mark Zuckerberg (Facebook), Twitter, dan Plug and Play.
[caption caption="Presiden RI pada pertemuan KTT ASEAN-US, 15-16 Februari 2016 |Video VoA News"]
Dalam kesempatan ini Indonesia mengusung tema Kerja Sama untuk Perdamaian dan Kesejahteraan. KTT ASEAN-AS ini diselenggarakan di Sunnylands, California.
Presiden menyatakan bahwa hasil pertemuan pada KTT ASEAN-AS harus bermanfaat bagi perdamaian dan kesejahteraan, baik Indonesia, negara-negara ASEAN, dan juga untuk dunia.
Kedua, Presiden Jokowi menekankan tentang pentingnya azas keberpihakan kita pada usaha kecil, usaha mikro, usaha menengah di era keterbukaan ekonomi dan inovasi teknologi digital.
Selain itu, Indonesia menekankan pentingnya pesan perdamaian pada KTT tersebut, hal ini disampaikan saat Presiden menjadi pembicara pertama dalam pembahasan isu counter terrorism.
[caption caption="Pidato pada US-ASEAN Business Council | Dokpri-youtube video voa news"]
Dalam pertemuan ini, yang menyampaikan pidato utama adalah perwakilan dari Amerika Serikat. Menurut Presiden Jokowi, ASEAN dan AS bersama-sama memiliki kewajiban untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan serta dunia.
“Kemitraan ASEAN-AS harus mendatangkan manfaat seimbang bagi kesejahteraan rakyat ASEAN dan AS,” kata Presiden seperti dilansir kantor berita nasional Antara.
Untuk mewujudkan kesejahteraan, Indonesia akan mendorong peningkatan kerja sama ekonomi di bidang UMKM, promosi kewirausahaan dan inovasi, termasuk pengembangan ekonomi digital.
Sedangkan upaya untuk mewujudkan perdamaian, Presiden menindak lanjutinya dengan bertukar pikiran dengan para pemimpin ASEAN dan Amerika Serikat mengenai perdamaian di kawasan.
Presiden berbagi pengalaman dalam membangun toleransi, mencegah radikalisasi serta memberantas terorisme. Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Pertemuan dengan tokoh media sosial, yaitu Sundar Pichai (CEO Google), Mark Zuckerberg (Facebook), Twitter, dan Saeed Amidi (CEO Plug and Play).
Dalam pembicaraan Presiden bersama Facebook, Google, Twitter, serta Plug and Play, dinyatakan bahwa media sosial tersebut sudah berkomitmen untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Dengan Google misalnya, terdapat komitmen pelatihan 1000 technopreuner sampai tahun 2020 yang akan datang. Pun begitu dengan perusahaan-perusahaan lainnya (Facebook, Twitter, dan Plug and Play)
[caption caption="Pertemuan Presiden dengan CEO Google, Sundar Pichai |Foto: GovInsider-Asia."]
Pesan damai yang disampaikan di KTT, ditindak lanjuti pada saat kunjungan ke Silicon Valley. Presiden Jokowi menyampaikan untuk turut mengajak industri sosial media bergabung dalam menyebarkan narasi nilai-nilai toleransi, nilai-nilai moderasi, dan nilai-nilai perdamaian.
“Saya juga sangat senang bahwa mereka sangat antusias untuk membantu inisiatif kita yang kita namakan empowering leaders of peace.”
Apresiasi Presiden kepada Google
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Google dalam upaya mengatasi Illegal Unreported and Unregulated (IIU), dan berharap Google juga dapat mendukung upaya Indonesia untuk memberdayakan ekonomi digital bagi UMKM.
Presiden juga sempat melihat simulasi beberapa aplikasi, seperti penangkapan kapal penangkap ikan ilegal, dan merasakan betul manfaat dari aplikasi digital itu.
[caption caption="Di Kantor Google, San Fransisco, California |Foto: setkab.go.id"]
Kunjungan ke Kantor Facebook
Presiden Jokowi mengajak Facebook untuk menyebarkan perdamaian, toleransi, dan moderasi melalui media sosial. Ajakan itu diungkapkan Jokowi saat pertemuan dengan pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg di Silicon Valley, San Fransisco.
Presiden menyambut baik kontribusi Facebook dalam pembangunan ekonomi dan budaya digital Indonesia. Ia juga berharap agar Facebook bekerja sama dalam upaya Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai 30 milliar dolar AS pada tahun 2020.
Presiden dan rombongan meninjau ruang kerja para pegawai Facebook, berdialog dengan pegawai Facebook dari Indonesia di Roof Top Garden, serta meninjau lokasi demonstrasi Oculus Virtual Reality. Presiden mengakhiri kunjungannya di Facebook dengan acara Jokowi menuliskan pesan “Bersama Damai dalam Harmoni”, dan membubuhkan tanda tangan di dinding khusus Tanda Tangan Facebook.
[caption caption="Menerima penjelasan dari CEO Plug and Play | Foto: Setkab.go.id"]
Pembicaraan dengan Plug and Play
Presiden berharap bahwa Plug and Play dapat bekerja sama dalam upaya Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD 130 miliar pada 2020. Dalam hal ini, Indonesia bisa belajar dari konsep akselerator dan inkubator model Silicon Valley untuk mempercepat digital ekonomi di Indonesia, terutama start up.
Rencana aksi jangka menengah dan jangka panjang telah diambil Indonesia untuk dapat mendorong terwujudnya visi tersebut. Diantaranya adalah dengan pemberian akses pembiayaan bagi UMKM dan perusahaan IT baru.
Plug and Play adalah perusahaan ventura yang memfasilitasi start up dan wirausaha baru di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Presiden berharap dapat menyaksikan langkah-langkah konkret, proyek proyek lanjutan di Indonesia sehingga visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara segera terwujud.
[caption caption="Presiden dan Ibu Iriana Jokowi berpose bersama CEO Twitter, Jack Dorsey |Foto: setkab.go.id"]
Pertemuan dengan CEO Twitter Jack Dorsey
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasinya atas peran penting Twitter dalam demokrasi digital, dan sebagai salah satu platform media penting dunia, yang menyebarkan berbagai nilai positif bagi masyarakat dan good governance.
Harapan Presiden Jokowi, Twitter dapat meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan, seperti disaster response ( = tanggap darurat bencana) dan menguatkan penyebaran toleransi, moderasi, dan perdamaian. | @IndriaSalim
Referensi: Dari berbagai sumber, antara lain: VOA; Plug and Play; FB Mark Zuckerberg; LKBN Antara; GovInsider-Asia; KJRI San Fransisco; dan lain-lain.
Tulisan sebelumnya:
Keunikan Presiden RI ke-7 di Forum APEC -- Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/keunikan-presiden-ri-ke-7-di-forum-apec_54f3df457455137b2b6c8265
Jika Jokowi Menang: Spekulasi Pergerakan Partai Pengusung Capres Prabowo --
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/jika-jokowi-menang-spekulasi-pergerakan-partai-pengusung-capres-prabowo_54f6f651a333114b0d8b45a9
Not Judging but Loving! We May Either Hate or Like the President -- Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/not-judging-but-loving-we-may-either-hate-or-like-the-president_54f35586745513a42b6c7032
Jokowi Memang Culun - Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/jokowi-memang-culun_54f418837455137e2b6c8836
Demokrasi & Kebebasan Berpendapat: Standar Ganda? -- Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/demokrasi-kebebasan-berpendapat-standar-ganda_54f441f7745513a12b6c8855
Susi Mania! -- Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/susi-mania_54f3f2737455139d2b6c8226
Renungan Politik: Mengapa Memilih Capres Jokowi -- Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/indriasalim/renungan-politik-mengapa-memilih-capres-jokowi_54f6cbd6a333116d5a8b487f
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H