Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kunjungan Presiden ke AS dan Nostalgia Lunch di Istana  

20 Februari 2016   00:17 Diperbarui: 20 Februari 2016   01:20 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya Penulis sedang sedikit bernostalgia saat berada di Istana negara bersama seratus Kompasianer yang beruntung mendapat undangan makan siang bareng Presiden Jokowi, 13 Desember 2015 yang lalu. Saat itu Penulis sangat terharu, dan tidak pernah manyangka akan seberuntung itu bisa berada dalam satu event yang tuan rumahnya adalan Presiden RI. Penulis sampai  tidak bisa banyak berucap, karena fokus mencermati semua pesan Presiden Jokowi. Sebelum semua dimulai, belum-belum Presiden sudah memecah keheningan dengan satu guyonan yang membuat hadirin langsung merasa di rumah, dan sedang dijamu oleh Sang Bapak.

[caption caption="Presiden Jokowi pose bersama CEO Google dan Staff Google dari Indonesia | Google Indonesia"][/caption]Namun demikian, tulisan ini utamanya adalah merangkum berita dan pidato yang Penulis simak dari berbagai sumber informasi, termasuk pidato yang bisa diikuti dari beberapa seri rekaman video di Youtube.

Pesan dan Update Presiden Jokowi untuk Diaspora Indonesia di San Francisco (dan masyarakat pada umumnya)

Dalam pertemuan dengan Diaspora di San Fransisco, hadir bersama Presiden Jokowi adalah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

[caption caption="Presiden di depan 800 hadirin dari Diaspora Indonesia di San Fransisco |Foto: dokpri-youtube"]

[/caption]Di depan 800-an hadirin, Presiden menyampaikan program-program pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah sejak pelantikannya sebagai Presiden RI, Oktober 2014. Ada pemaparan tentang perkembangan pembangunan infrastruktur di Tanah Air, dari Papua sampai NTT, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh.

[caption caption="Di tengah kerumunan Diaspora Indonesia di San Fransisco | Dokpri-Youtube Berita Terkini"]

[/caption]Presiden berharap pembangunan yang dikerjakan pemerintah saat ini akan mengubah pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga ke depan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Apalagi saat ini Indonesia mau tidak mau telah masuk era kompetisi. Ini juga yang disampaikannya kepada para Kompasianer dua bulan yang lalu.

"Januari kita sudah masuk MEA yang sudah tidak bisa kita tolak lagi. Di depan juga ada Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), di depan kita ada lagi bloknya China, ada lagi FTA (free trade agreement) Uni Eropa . Ini sebuah keterbukaan yang mau tidak mau harus kita hadapi," kata Presiden. 

Misalnya dalam hal berkompetisi dengan masyarakat global, Presiden bilang, "Jangan belum apa-apa sudah takut," katanya. Hal yang sama disampaikan kepada para Kompasianer dalam undangan makan siang bersama Presiden di istana.

Memang sebagian dari hal yang disampaikan Presiden Jokowi di depan Diaspora Indonesia di San Fransisco ini kurang lebih senada dengan yang disampaikannya kepada 100 Kompasianer bulan Desember yang lalu. Hanya saja, dalam sekitar 30 menitan pidato Presiden di San Fransisco, Penulis mendengar lebih banyak rincian pelaksanaan program dan kebijakan bidang infrastruktur yang terkini. Selain itu, pesan dan informasi bernada humor juga lebih sering dilontarkan oleh Presiden. Tidak heran kalau dalam penyampaian pesannya, Presiden sering mengundang tepuk tangan dan tawa hadirin.

Pesan yang sama, antara lain soal perlunya sikap optimis, tidak takut sebelum maju, dan menyiapkan diri menghadapi kompetisi global.

Sementara pada saat berbicang dengan Kompasianer, beliau menyampaikan harapannya agar agar para blogger membuat tulisan yang memberi rasa optimimse kepada publik.  ”Tulisan-tulisan yang menyadarkan pentingya menumbuhkan rasa integritas, dan kejujuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun