Mohon tunggu...
Indrie Matrie
Indrie Matrie Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta Hujan Pagi, coffee dengan segala ceritanya

Singer, Songs Writer, Handmade Addict, coofee Addict, Poem Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Tenggelam, Ayah

26 Juli 2020   15:42 Diperbarui: 26 Juli 2020   15:38 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masih merasai hembusan

Angin yang menyeret awan di kegelapan

Dan Sinar Bulan dicuri gerhana

Gelap disini, Ayah

Aku kehilangan cahaya

Seseorang menusuk perih hingga palung hatiku

Meninggalkanku terseok dikegelapan

Aku berharap Dia menggapai tanganku

Menyertakan hadirnya saat aku hilang arah

Seperti yang selalu Kau lakukan

Menutup jendela dan mengunci tiap malam jelang kau pergi tidur

Memastikan kami aman dan nyaman dalam gubuk sederhana yang kau bangun

Tanpa pernah bertanya apa yang ku alami

Kau cukup peka menangkap sedihku

Pulanglah...

Kata yang sudah melebihi seribu arti khawatirmu

Meski kadang ingin kutanyakan

Kenapa ada ketulusan yang dibalas pengkhianatan

Kenapa ada kejujuran dibalas dengan kebohongan

Kenapa pengorbanan harus dibalas dengan permainan kepentingan

Ayah, Dia tak sepertimu

Yang memelukku dalam doa-doa yang kau titipkan setiap sujudmu

Berharap aku bahagia dan tentram melalui semua

Yang menenangkanku saat gundah

Yang menegurku saat hilang arah

Yang memanduku menyusun arah

Yang menuntunku menuju arah Matahari

Ayah, bulan tertutup awan

hari makin gelap

aku makin tak dapat melihat

sesiapa yang menjerat dan memperdaya

hingga akhirnya aku merasa terluka..dalam...

kukosongkan rasa

kuburkan asa

Karena Dia tak memiliki ketulusanmu

kejujuranmu, semangat juangmu

Rasa empatimu, welas asihmu

hanya kepentingan demi kepentingan

yang dikemas dalam kata yang bernama "Cinta"

Ayah,

Bulan kian tenggelam

sebelum gelap

aku ingin pulang...ayah..

aku ingin pulang tanpa cerita

Hanya ingin dekatmu

hanya ingin dekatmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun