Intifada Palestina
Pada bulan Desember 1987, Intifada Palestina pecah, dan pemerintah Israel menempatkan tanggung jawab tentaranya untuk menghadapinya di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Tentara Israel ditempatkan secara besar-besaran di kota-kota dan pusat-pusat populasi Palestina, dan konfrontasi menjadi lazim antara tentara Israel, yang menggunakan peluru tajam dan bom gas di satu sisi, dan pemuda Palestina, yang menggunakan batu di sisi lain. Protes ini disebut "Pemberontakan Batu".
Intifada Palestina mempunyai dampak yang signifikan terhadap upaya internasional untuk mencari formula untuk menyepakati solusi radikal terhadap konflik Arab-Israel. Amerika Serikat memimpin upaya gigih untuk mencapai perjanjian perdamaian yang adil dan komprehensif antara kedua pihak.
Israel percaya bahwa perdamaian dengan Mesir stabil, sementara di Yordania, mendiang Raja Hussein bin Talal sangat ingin agar tanah Kerajaan tidak digunakan untuk aksi militer apa pun. Kehati-hatian Israel tetap terfokus pada front Suriah, karena mereka yakin bahwa Damaskus masih menjadi ancaman bagi keamanannya.
Situasi ini didahului oleh Israel yang mengarahkan serangan udara tepat terhadap reaktor nuklir Irak pada tahun 1981 dan menghancurkannya sepenuhnya. Israel yakin bahwa Baghdad hampir memiliki bom nuklir.
Ketika perang Irak-Iran yang berlangsung selama 8 tahun berakhir, mendiang presiden Irak, Saddam Hussein, mengalihkan perhatiannya ke masalah Palestina, dan mulai mengirimkan pesan-pesan ancaman ke Israel, yang puncaknya adalah pemboman Israel dengan rudal setelah menduduki Kuwait. , yang mendukung posisinya di jalanan Arab.
Pada bulan Mei 2000, Israel menarik pasukannya dari zona keamanan di Lebanon selatan. Namun Lebanon tidak mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 1559 terkait pembongkaran Hizbullah dan penempatan tentara Lebanon di Lebanon selatan.
Front Lebanon tetap menjadi medan pertempuran panas antara Israel dan Hizbullah hingga hari ini, yang paling kejam di kawasan ini terjadi pada tahun 2006 ketika Hizbullah menculik dua tentara Israel dan mengebom kota-kota di utara Israel, yang memicu perang sengit antara kedua belah pihak.
Pertempuran berakhir pada bulan Agustus 2006 dan Dewan Keamanan mengeluarkan Resolusi 1701, yang menyerukan pembebasan tanpa syarat tentara Israel yang ditangkap, penempatan tentara UNIFIL dan Lebanon di seluruh Lebanon selatan, dan embargo senjata yang diberikan kepada kelompok bersenjata Lebanon.
Front Gaza