Dalam manajemen strategis, perencanaan jangka panjang dan visi yang jelas adalah kunci kesuksesan. Harvard dikenal melahirkan pemimpin yang fokus pada pengambilan keputusan strategis berbasis data, sementara Bahlil lebih menekankan manajemen operasional, yang menangani masalah sehari-hari.
- Kritik: Menyelesaikan investasi mangkrak adalah contoh manajemen operasional, tetapi kesuksesan jangka panjang membutuhkan manajemen strategis yang dibentuk melalui pendidikan formal. Michael Porter, ahli manajemen strategis dari Harvard, menekankan bahwa keunggulan kompetitif jangka panjang hanya bisa dicapai dengan visi yang jelas dan strategi yang tepat.
8. Teori Psikologi: Bias Kognitif
Pernyataan Bahlil menunjukkan illusion of superiority, di mana seseorang melebih-lebihkan kemampuannya sendiri. Dalam hal ini, Bahlil merendahkan pendidikan tinggi hanya karena kesuksesannya dalam menangani satu masalah spesifik.
- Kritik: Sukses di satu area tidak berarti seseorang memiliki solusi untuk semua masalah. Pendidikan tinggi memberikan pemahaman yang lebih luas tentang kompleksitas global—sesuatu yang tidak bisa dicapai hanya dengan pengalaman lapangan.
Pernyataan Bahlil Lahadalia yang meremehkan pendidikan tinggi dan menyanjung pengalaman lapangan secara berlebihan mengandung banyak kelemahan logis dan konseptual.Â
Teori-teori pendidikan, filsafat pengetahuan, manajemen, psikologi, dan ekonomi semuanya menunjukkan bahwa keberhasilan sejati memerlukan kombinasi antara pendidikan formal yang kuat dan pengalaman praktis.Â
Mengabaikan nilai pendidikan dari universitas terkemuka seperti Harvard, dan hanya fokus pada pengalaman lapangan, adalah pandangan yang sempit dan berpotensi merugikan pengembangan kebijakan ekonomi dan investasi berkelanjutan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H