Mohon tunggu...
Iwan Indrawan
Iwan Indrawan Mohon Tunggu... Insinyur - Sebuah ikatan bathin untuk negeri

semua memiliki hak berpendapat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Pemaaf yang Dimanfaatkan

10 Juni 2023   15:38 Diperbarui: 10 Juni 2023   15:44 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- DPR dikendalikan agar legislatif aman, dewan perwakilan yg tidak lagi mewakili rakyat, system nya mereka buat demikian. Artis, dan pengusaha di dalamnya semua cari jalan personal survive untuk diri dan kelompoknya. Mana rakyat yg diwakili? sudah lupa setelah lolos menipu mereka untuk mencoblosnya.

- Project-project tidak ada akuntabikitas atau audit yang bersih, semua diatur. Modal hutang tidak ada transparansi padahal rakyat pemilik modalnya hanya iya dan menanggung hutang nya, sementara penikmat hutang nya terus santai saja seolah bekerja dan bekerja. Kapan akan kembali bersih, uang akan mangalihkan tujuan. Setiap kebohongan akan ditutupin ribuan kebohongan lainnya.

- Harga bahan pokok semakin melinjak, rakyat semakin terhimpit, namun yang ditampilkan di media hanya yg sukses saja. Memang rakyat bisa bertahan namun itu usaha mereka, bukan dukungan pemerintah, pemerintah hanya mendukung sekedar nya saja, formalitas, selebihnya adalah project untuk mereka.

- Tingkat pengangguran kita semakin parah.
Dulu mana ada yg bercita-cita jadi tukang ojek???? sekarang itu menjadi Jenis Pekerjaan yang paling banyak untuk rakyat saat ini.
Ironis melihat mereka disuruh dengan aplikasi beli ini itu, kusam jaketnya karena panas dan hujan, effort dan hasil tidak seimbang, namun terus dipaksa bersyukur, beberapa dapat rezeki yg baik, yga selebihnya kebanyakan terus survive saja.
Mereka ini anak bangsa, pemilik negeri ini. Selanjut nya mereka di tipu lagi lah untuk nyobos, begitu putarannya berulang-ulang.

- Moral bangsa semakin mundur.
Dulu sangat tabu kita dengan pacaran yg berani, itu bergeser dan sekarang malah sangat ironis. Dulu kita bilang Amerika gak ada yang perawan, sekarang Indonesia sudah begitu. Media sebetulnya bisa diatur pemerintah jika pemerintah beritkad untuk itu. Lihat China, mereka sangat mengatur itu sehinga semua mereka atur, inti nya model pengaturan itu pemerintah bisa.
Kita punya menkonminfo ya hanya lembaga saja dengan sedikit saja yg dilakukan untuk tujuan itu. Jika ditanya pasti banyak namun semuanya klise.
Moral bangsa yg lewat media semakin ambruk, terlalu bebas, bahkan ironis nya penghargaan untuk pelaku maksiat malah ada... sangat ironis... ini apa tidak dipikirkan dampaknya yang merusak bangsa? orang pacaran mesra kayak suami istri padahal bukan malah dapat penghargaan, mau kemana generasi berikiutnya?

- Ulama-ulama di pangkas apalagi yg sesuai tuntunan islam jika bertentangan dengan model mereka, astagfirulloh....

Terlalu banyak lagi jika saya tulis list nya.
Semakin miris, akan kemana negeri kita? tetap ada namun hanya ada saja bukan dengan prestasi apa.

Tetap berdoa, semoga ada perubahan yg signifikan, tidak apa-apa drastis, extreme, atau juga 180 derajat, Semoga ada yg memaks kita menjadi baik. Kita tidak ingin sukarela untuk hancur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun