Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Komikus Hasmi, Lebih dari Legenda "Gundala"

24 November 2024   13:29 Diperbarui: 24 November 2024   22:13 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kediaman Hasmi, pencipta komik Gundala, di Kelurahan Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta, Selasa (9/9/2014). (Foto: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO) 

Sewindu Wafatnya Komikus Hasmi
Lebih dari Sekadar Legenda 'Gundala Putra Petir'

Komikus asal Yogyakarta Hasmi yang wafat 6 November 2016, telah meninggalkan jejak kreatif, di antaranya tampak pada komik "Gundala Putra Petir" yang fenomenal dan melegenda itu. Saking populernya komik hero itu, sutradara Joko Anwar pun tertarik membuat film "Gundala" pada tahun 2019.

Kini, untuk mengenang sewindu wafatnya Hasmi, grup teater "Kembang Adas" Yogyakarta menggelar pementasan sandiwara berbahasa Jawa, "Begal Ora Tegelan" (Begal yang tidak punya sifat tega), 28 November 2024 di Societet Taman Budaya Yogyakarta, pukul 19.00 WIB. Pementasan ini digarap sutradara Cicit Kaswami, yang sekaligus jadi penulis naskahnya. Para aktor yang mendukung pementasan ini Eko Winardi, Ami Simatupang, Margono W, Lisa Sulistyowati, Ningsih Maharani dan lainnya. Musik digarap Otok Bima Sidharta.

Hasmi dan komik  Gundala telah menjadi sejarah. Mereka selalu jadi narasi penting, ketika orang berbicara dunia komik Indonesia. Terutama tatkala superhero jadi dambaan masyarakat.  Gundala pun berada dalam deretan tokoh fiksi para pendekar silat: dari Si Buta dari Goa Hantu, Panji Tengkorak, sampai Djaka Sembung.

Namun Gundala tidak pandai silat. Ia memperoleh "kesaktiannya" dari eksplorasi dan eksperimentasi secara "ilmiah" yang dilakukan. Ia mampu menangkap petir. Dengan mendapat sokongan "kesaktian" dari Dewa Petir Gundala mampu menumpas kejahatan.

Hasmi cukup berhasil memadukan nilai-nilai modernitas dan budaya lokal. Ini tercermin pada sosok Gundala yang memiliki kejiwaan atau karakter kejawaan, meskipun secara fisik dan performance menyerupai tokoh superhero Barat: Flash Gordon! Komik Gundala Putra Petir bisa dikategorikan ke dalam fiksi ilmiah; inovasi langka dalam dunia fiksi modern komik Indonesia saat itu.

"Kalau Gundala jadi dibikin film, saya akan kaya raya. Minimal, saya bisa terima honor satu milyar..." ujar Hasmi dengan wajah berbinar,  dalam sebuah obrolan ringan.

Jauh sebelum Hasmi meninggal, sudah santer terdengar kabar: komik "Gundala Putra Petir"  ciptaan Hasmi, akan difilmkan. Bahkan kabar soal itu sudah tersebar di berbagai media. 

Nama Hanung Bramantyo disebut sebagai sutradara yang akan menggarap film  Gundala.  Hasmi pun sudah bolak-balik Yogya-Jakarta untuk membicarakan berbagai hal dan mempersiapkan segalanya berkaitan dengan produksi film itu. Namun, hingga Hasmi meninggal, rencana itu belum terwujud.

Impian untuk jadi orang kaya, sejatinya sudah dia raih ketika komik mengalami kejayaan. Honor yang diterima Hasmi cukup tinggi, untuk ukuran tahun 1970-an. Untuk satu buku komik, dia bisa menerima honor sekitar Rp 400. 000. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun