Hasmi meninggal dunia pada 6 November 2016, pukul 12.30 di Yogyakarta. Dia sempat menjalani operasi usus dan dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pada tanggal 7 November 2017, ratusan orang --para seniman lintas bidang, budayawan, pelaku media massa, sanak, saudara dan handai tolan-- mengantarkan jenazah "bapak Gundala" itu menuju Makam Seniman, Imogiri Bantul DIY.
Sebelum meninggal, Hasmi sempat menyampaikan harapannya pada para komikus, pengamat komik dan media untuk kembali mengembangkan dan menyebarluaskan komik di negeri ini. Dia tetap bercita-cita: komik Indonesia harus bangkit kembali. Harapan itu agaknya bisa menjadi kenyataan berkat peran Bumi Langit yang sejak tahun 2005 menerbitkan ulang seluruh serial komik Gudala Putra Petir, termasuk mewujudkannya dalam bentuk animasi dan film layar lebar.
Komikus tak pernah berhenti pada sebatas karyanya. Nama komikus selalu dikenang seiring dengan kekuatan nilai yang dikandung karyanya. Melalui reproduksi nilai, sebuah karya mampu melampau estetika dan menjadi penanda penting kebudayaan. Begitu pula Hasmi dengan karyanya. Komik ciptaanya mampu menerobos ruang dan waktu.Â
Gundala terus hidup. Menemukan jalannya sendiri di jagat industri kontemporer. Ia bisa hadir kembali sebagai komik (remake), film animasi, film layar lebar atau apa saja.
Hasmi telah mewariskan Gundala sebagai salah satu ikon budaya Yogyakarta bahkan Indonesia. Sosok bercitra superhero itu telah memberi banyak inspirasi bagi publik. Hingga kini. Semua kontribusi berupa  karya dan nilai-nilai dari  Hasmi layak diapresiasi. Termasuk melalui pementasan teater yang dipersembahkan grup Kembang Adas pimpinan Cicit Kaswami,  28 November 2024 di Taman Budaya Yogyakarta.
(Indra Tranggono, esais dan praktisi budaya, tinggal di Bantul DIY)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H