Mohon tunggu...
indra sinaga
indra sinaga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Sahabatku

6 Mei 2019   20:20 Diperbarui: 6 Mei 2019   20:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia Sahabatku

Tuhan itu luar biasa adalah fakta . Kalau sahabatku luar biasa ,itu fakta yang tak semua orang tahu. Seorang sahabat yang sudah ditentukan sejak aku keluar dari rahim ibuku kemudian menangis dan ditenangkan. Seorang sahabat yang turut tumbuh bersama aku yang mulai merangkak,berjalan kemudian berlari. Seorang sahabat yang sudah bersamaku dan selalu bersamaku,menjagaku, dan tak pernah lari dariku.

 Sahabatku itu bernama Rani, sedangkan namaku adalah Samuel adbeni  Bryant pratama. Sahabatku itu memiliki nama lengkap Benedicta fillia ivarani, lahir di Lampung pada 17 Oktober 2001. Dia sahabatku, sahabat yang menjadi citra malaikat pelindungku, turun dari surga lewat rahim ibunya. Terimakasih ibu rani.

Aku berjumpa dengan Rani pada 17 Juni 2015 tepat ketika aku memasuki masa SMP. Aku sungguh ingat akan hari yang sangat mengesankan itu. Dia termasuk cewek idola di sekolahku pada masa itu, selain berbakat, dia juga cantik. Sebab itu banyak anak-anak lelaki di sekolahku yang mengincarnya.

Perjumpaanku dengan Rani sungguh sederhana. Ketika itu, pada jam istirahat pertama di sekolahku (pukul 9.00) aku sedang bergurau di depan kelas Rani ( kelas 7c dan aku kelas 7D) bersama teman-temanku. kemudian Rani bergabung dan ikut bergurau bersama aku dan teman-temanku. Rani memang memiliki sifat humoris yang cukup kental dalam dirinya.Namun saat itu kami belum saling mengenal, dan rasanya akupun tak ada keinginan untuk mengajaknya berkenalan, entah mengapa ? aku pun tak tau. Aku mengenalnya secara perlahan dari hari-hari yang terus berlalu. Beberapa hari setelah terjadinya gurauan itu ,ketika pulang sekolah dia menghampiriku dan menyapaku.

 " hei... !!! salam kenal ya namaku Rani" sapanya

 " iya salam kenal juga..?" Jawabku deg-deg-an

" iya.. kamu beni kan..?? jawabnya

"iya, kok kamu tau..?" sahutku

"kamu calon  romo kan..?" tanyanya yang sangat mengejutkan ku.

"iya." Jawabku singkat .

Aku tak tau betapa terkenalnya aku pada saat itu. Semua umat telah tau kalau aku bercita-cita menjadi seorang imam. Hal ini sungguh memberi sebuah beban tersendiri bagiku, tapi juga menjadikanku semakin semangat dalam menggapai cita citaku itu.

"semoga dapat menjadi romo yang baik dan benar ya.." jawabnya kembali menghidupkan suasana.

"amin, terima kasih banyak ya ran.." jawabku sambil tersenyum heran

" oke.. aku pulang dulu ya.." dia berpamitan

" iya,... hati-hati ya ran.." sahutku setuju

Sejak saat itu, aku selalu memikirkan  Rani. Senyumnya,matanya,dan keramahannya sungguh mengesan bagiku dan terus membayangiku.

            Percakapanku dengan Rani berlanjut di media sosial. Semakin hari kami semakin akrab dan memutuskan untuk lebih dari seorang teman biasa. Tetapi bukan pacar, kami lebih memilih untuk bersahabat dan berusaha bersama untuk dapat menjadi sahabat terbaik bagi sang sahabat. Sejak itulah, mulai banyak yang mengira kami berpacaran. Sebab, kami memang sangat akrab berdua.

 kami benar-benar tak menghiraukan mereka yang beranggapan buruk pada kami. Aku sungguh merasa bahagia memiliki Rani sebagai sahabatku. Kami selalu terbuka satu sama lain dan tidak menyembunyikan sesuatu hal. Inilah yang membuatku sangat mengasihi Rani, aku menganggapnya seperti saudaraku sendiri yang layak untuk aku kasihi dan kusayangi.

            Hubungan persahabatan kami berjalan dengan baik meskipun beberapa kali kerikil-kerikil yang tajam mencoba mengusik perjalanan persahabatan kami. salah satu kerikil itu adalah peristiwa yang terjadi ketika aku dan Rani berada di kelas 9E pada saat itu,kami satu kelas. Ketika itu, aku sungguh tak menyadari bahwa ada teman sekelasku yang sungguh mengagumi Rani dan memendam rasa cinta pada Rani. Namanya Adi, lengkapnya Muhammad ibnu adijaya.

  Adi memang kerap menghantar Rani pulang ke rumah Rani dan sungguh memberi perhatian khusus pada Rani. Adi nampak begitu mengagumi Rani dengan caranya yang sungguh unik. Namun,aku sama sekali belum menyadarinya. Hingga suatu ketika Adi datang menghampiriku dan menegurku dengan kasar sambil menarikku ke samping kelas bersama seorang temannya.

" apa maksudmu dekat-dekat rani..?" tanyanya tegang

"memangnya kenapa..?" jawabku sedikit keras

"aku gak suka kamu dekat-dekat Rani..!!" jawabnya dengan nada suara yang keras

" memangnya kamu siapanya Rani..? kok sok melarang aku deket-deket Rani..? orangtua Rani aja gak pernah melarang aku deket sama Rani" jawabku jengkel

" kamu gak usah ngeyel..! kalo aku bilang jangan; ya jangan..!!! Rani itu hanya milikku" jawabnya semakin kasar sambil meninju tembok di sampingku. Kalo kamu emang mau ngelawan, mending kita selesaikan secara jantan aja di sini.. berantem aja kita sekarang, katanya sambil menarik tanganku. Aku langsung melepaskan tarikannya dan pergi meninggalkan Adi.

Ternyata, teman perempuan Rani yang bernama Sawin tau ketika Adi meninju tembok. Sawin mengira tinjuan itu mengenaiku kemudian dia melaporkannya pada Rani. Rani tau kalau aku ada di perpustakaan sekolah, karena tak sengaja kami berpapasan di jalan dekat perpustakaan. Rani menyusulku ke perpustakaan sekolah dan menanyakan kebenaran tentang yang dilaporkan oleh Sawin, teman akrabnya. Rani datang menghampiriku bersama sawin.

 " apa benar tadi kamu mau berkelahi sama Adi..?" Tanya Rani cemas

" ahh.. enggak kok..!" jawabku coba menenangkannya

"kamu gak usah bohong!! Kamu mau berkelahi sama si Adi kan..?" tanyanya lagi

" aku tuh Cuma bercanda tadi sama si Adi.." jawabku santai tanpa memperdulikan   kecemasan Rani.

" tapi tadi Sawin bilang kamu ditinju sama si Adi.." tanyanya semakin cemas

" iya, tapi gak kena kok.." jawabku padanya, aku sudah gak tega melihat Rani cemas

" pasti gara-gara aku kan..?" kemudian ia duduk disampingku.

"bukan..!" Jawabku "

"tuh kan.. kamu tuh gak usah bohong sama aku. Aku takut kamu kenapa-napa. Kalo memang dia berbuat semena-mena sama kamu cerita aja kenapa sih.. gak usah pake bohong. Aku cemas kalo sampe kamu kenapa-napa. Kamu pasti tahu kan kenapa aku begini sama kamu. Udahlah pokoknya kamu gak usah ngeyel sama aku, lagian kan kamu tau kalo aku gak suka sama si Adi. Hubungan persahabatan kita lebih penting daripada si Adi itu."  Kata  Rani mencoba meredakan jengkelku.

" aku minta maaf Ran.. aku Cuma gak mau kamu cemas dan justru memusuhi Adi." Jawabku dengan sedikit sisa emosi dihati

" iya udah gak papa.. tapi jangan diulangi lagi dan jangan bohong lagi ya.." katanya.

" iya ran .. makasih banyak." Jawabku dengan sedikit senyum yang sedikit kecut pula

"sama-sama Ben" jawabnya mantap

Sejak dari peristiwa ini, Adi tak penah bertegur sapa denganku. Bahkan ia seperti tak punya kawan di kelas, karena semua dimusuhinya sehingga teman-teman pun acuh tak acuh padanya. Namun , tak lama kemudian dia sudah mulai berubah, mungkin saja karena ia sudah risih hidup sendirian tanpa kawan. Ia juga mulai mendekatiku dan mulai bertegur sapa denganku.

Ternyata, sampai kami berbaikan, Adi belum juga berpacaran dengan Rani dan justru hubungan mereka semakin buruk. Rani menceritakan alasannya membenci Adi, sempat kupikir alasan Rani membenci Adi adalah karena masalah yang terjadi antara aku dengan adi kala itu. Ternyata aku salah, Rani membenci Adi adalah karena Adi sungguh menghina Rani habis-habisan di media sosial. Aku tahu ketika aku membuka FB (facebook) setelah diberitahu Rani. Karena memang sudah lama aku tak membuka FB ku.

Persahabatanku dengan Rani terus berlanjut sampai hari ini. Kami tidak pernah bosan untuk terus berjumpa dan berkomunikasi. Sebab,memang selalu ada saja yang terus ingin kami ceritakan satu sama lain tentang setiap pengalaman yang kami lalui, baik pribadi maupun bersama. Dengan adanya beraneka rintangan dam tantangan yang mencoba menghalangi persahabatan kami,kami justru merasa semakin merasakan persahabatan yang unik yang kami harap dapat terus berlanjut sampai Tuhan yang memisahkan persahabatan kami.

Meski pada dasarnya kami memiliki tujuan yang berbeda namun kami selalu saling  mendukung satu sama lain dan berjanji untuk terus bersahabat. Sebab,perbedaan tujuan bukanlah alasan untuk kami bepisah dan memutuskan hubungan persahabatan kami. karena sesuatu yang baik itu selamanya akan tetap baik bila diperjuangkan dengan baik. Aku sungguh bangga memiliki Rani sebagai sahabatku, sahabat terbaikku. Sukacitaku ada karena aku bersyukur bukan karena aku luarbiasa. Bersyukur karena aku memiliki sahabat sehebat Rani. Aku sangat bersukacita, Itu karena hidupku yang biasa kujalani dengan sahabat yang luarbiasa.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun