Ketika kita memahami bahwa setiap daerah memiliki aturan dan budaya masing-masing maka kita akan bijak dalam bersikap. Ini pula saya ketika berkunjung ke daerah baru, saya berusaha menjaga perilaku sebaik mungkin.Â
#2. Bali Pulau Sakral
Bagi wisatawan atau pendatang kerap menyepelekan kesakralan Bali. Sempat ada wisatawan pelajar dari luar Bali yang mengacak-acak banten atau sesajen yang banyak dihaturkan di pura, jalan, depan rumah/bangunan dan sebagainya.Â
Mungkin bagi oknum pelajar melihat sesajen ini layaknya benda lain dan menyepelekan keberadaan sesajen. Dengan usilnya mengobrak-abrik sesajen akibat tidak tahu atau keisengan semata.Â
Uniknya tidak lama terjadi kesurupan massal yang menimpa rombongan pelajar tersebut. Kesurupan ini diduga terjadi akibat keisengan pelajar yang membuat makhluk tak kasat mata marah.Â
Percaya tidak percaya, Bali memang dikenal sebagai pulau sakral. Saya pun meski bukan beragama Hindu menghormati Bali sebagai penuh kesakralan. Bisa saja ini bertentangan dengan kebiasaan, keyakinan ataupun pemahaman yang kita miliki. Kembali lagi hormati setiap kearifan lokal yang ada termasuk di Bali.Â
#3. Tempatkan Diri Sebagai Tamu Yang Baik
Sebagai wisatawan berarti kita adalah tamu atau orang asing di tempat tersebut. Sebagai tamu maka kita perlu menjaga sikap.Â
Hal sederhana tiba-tiba rumah kita didatangi oleh tamu. Sebagai tuan rumah, kita pasti berusaha melayani sebaik mungkin dengan menyediakan tempat istirahat, mengajak makan bersama atau menjamu dengan layanan terbaik.Â
Namun si tamu ini justru bertingkah seenaknya seperti masuk ke rumah tanpa melepas alas kaki yang kotor, membuang sampah sembarangan atau mengambil barang tanpa ijin. Pasti kita sebagai tuan rumah menjadi kesal dengan kelakuan si tamu.Â