Kita mungkin kerap mendapatkan info bahwa biaya pengabenan bisa dikatakan cukup mahal. Contoh sederhana saat nenek buyut saya meninggal di awal tahun 2000-an, diinformasikan biaya pengabenan lebih dari 100 juta rupiah. Tentu di tahun tersebut nominal tersebut setara membeli mobil.Â
Jangan kaget jika di kalangan tertentu seperti bangsawan Bali yang berasal dari Puri kerap mengadakan prosesi pengabenan hingga miliaran rupiah. Besarnya biaya ini karena kebutuhan sarana dan prasarana upacara yang banyak, biaya konsumsi, biaya atribut khusus dan sebagainya.Â
Salutnya dana pengabenan besar ini akan ditutupi dari iuran anggota keluarga. Anggota keluarga mengumpulkan dana yang disepakati atau semampunya dimana dana akan digunakan untuk keperluan ngaben.Â
Tidak hanya itu, masyarakat Bali dalam kehidupan bermasyarakat juga menerapkan iuran anggota atau dana banjar. Dana ini selain untuk aktivitas lingkungan tempat tinggal juga digunakan untuk bantuan dana kematian. Dana juga bisa didapatkan dari sumbangan dari pelayat yang ikut berduka.Â
Dana yang terkumpul dari beragam sumber inilah yang ikut meringankan pihak keluarga dalam melaksanakan prosesi pengabenan. Saya ingat ketika nenek kandung saya meninggal. Saat prosesi pengabenan, saya diminta keluarga besar untuk mengumpulkan dan mendata sumbangan yang diterima.Â
Sumbangan datang dari keluarga besar nenek, keluarga besar kakek, kerabat dari orang tua/paman/bibi, tetangga hingga orang terdekat. Jumlah sumbangan yang terkumpul cukup besar dan sedikit banyak membantu keluarga dalam melaksanakan prosesi pengabenan.Â
Kebersamaan lain yang terlihat adalah bagaimana tetangga mendampingi anggota keluarga. Bayangkan karena prosesi pengabenan berlangsung berhari-hari maka di rumah akan banyak kegiatan.Â
Setiap malam rumah yang berduka tidak akan sepi dikunjungi pelayat dari tetangga terdekat. Biasanya mereka akan mengobrol, bermain kartu, menyanyikan tembang khusus, hingga membantu menyiapkan sarana upacara.Â
Bagi tetangga, kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh keluarga karena pihak keluarga tentu akan menghabiskan banyak energi dan pikiran selama menyiapkan prosesi pengabenan ini. Kehadiran tetangga ini menjadi dukungan tersendiri.Â
Saat hari pengabenan pun kebersamaan semakin terlihat. Jika pernah melihat proses pengabenan di Bali maka jenasah akan ditempatkan pada Bade (tempat khusus) yang digotong beramai-ramai.Â