Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meninjau Sisi Kebersamaan dalam Prosesi Pengabenan di Bali

28 Agustus 2023   20:29 Diperbarui: 29 Agustus 2023   17:35 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Adat Ngaben di Bali (Shutterstock/Doni Wirawan via Kompas.com)

Kita mungkin kerap mendapatkan info bahwa biaya pengabenan bisa dikatakan cukup mahal. Contoh sederhana saat nenek buyut saya meninggal di awal tahun 2000-an, diinformasikan biaya pengabenan lebih dari 100 juta rupiah. Tentu di tahun tersebut nominal tersebut setara membeli mobil. 

Biaya Pengabenan Bangsawan Bali Yang Mengabiskan Dana Miliaran Rupiah | Sumber Detik.com
Biaya Pengabenan Bangsawan Bali Yang Mengabiskan Dana Miliaran Rupiah | Sumber Detik.com
Jangan kaget jika di kalangan tertentu seperti bangsawan Bali yang berasal dari Puri kerap mengadakan prosesi pengabenan hingga miliaran rupiah. Besarnya biaya ini karena kebutuhan sarana dan prasarana upacara yang banyak, biaya konsumsi, biaya atribut khusus dan sebagainya. 

Salutnya dana pengabenan besar ini akan ditutupi dari iuran anggota keluarga. Anggota keluarga mengumpulkan dana yang disepakati atau semampunya dimana dana akan digunakan untuk keperluan ngaben. 

Tidak hanya itu, masyarakat Bali dalam kehidupan bermasyarakat juga menerapkan iuran anggota atau dana banjar. Dana ini selain untuk aktivitas lingkungan tempat tinggal juga digunakan untuk bantuan dana kematian. Dana juga bisa didapatkan dari sumbangan dari pelayat yang ikut berduka. 

Dana yang terkumpul dari beragam sumber inilah yang ikut meringankan pihak keluarga dalam melaksanakan prosesi pengabenan. Saya ingat ketika nenek kandung saya meninggal. Saat prosesi pengabenan, saya diminta keluarga besar untuk mengumpulkan dan mendata sumbangan yang diterima. 

Sumbangan datang dari keluarga besar nenek, keluarga besar kakek, kerabat dari orang tua/paman/bibi, tetangga hingga orang terdekat. Jumlah sumbangan yang terkumpul cukup besar dan sedikit banyak membantu keluarga dalam melaksanakan prosesi pengabenan. 

Kebersamaan lain yang terlihat adalah bagaimana tetangga mendampingi anggota keluarga. Bayangkan karena prosesi pengabenan berlangsung berhari-hari maka di rumah akan banyak kegiatan. 

Setiap malam rumah yang berduka tidak akan sepi dikunjungi pelayat dari tetangga terdekat. Biasanya mereka akan mengobrol, bermain kartu, menyanyikan tembang khusus, hingga membantu menyiapkan sarana upacara. 

Bagi tetangga, kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh keluarga karena pihak keluarga tentu akan menghabiskan banyak energi dan pikiran selama menyiapkan prosesi pengabenan ini. Kehadiran tetangga ini menjadi dukungan tersendiri. 

Pengiring Yang Terlibat Dalam Proses Ngaben | Sumber Kompas.com
Pengiring Yang Terlibat Dalam Proses Ngaben | Sumber Kompas.com

Saat hari pengabenan pun kebersamaan semakin terlihat. Jika pernah melihat proses pengabenan di Bali maka jenasah akan ditempatkan pada Bade (tempat khusus) yang digotong beramai-ramai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun