Pengiring pun akan setia menemani mulai dari rumah mendiang ke Setra (kuburan tempat pembakaran jenasah), Nganyut (menebarkan abu ke laut/sungai). Jangan heran jika pengiring atau pendamping bisa puluhan, ratusan bahkan ribuan orang terlibat dalam acara ini.Â
Pak, saya izin ya nanti siang balik duluan karena ada tetangga ngaben.
Beberapa kali staf kantor meminta izin karena harus ikut mendampingi keluarga, kerabat atau tetangga yang tengah melakukan prosesi ngaben. Saya memahami bahwa ini menjadi cara mereka bermasyarakat.Â
Bayangkan jika prosesi ngaben justru sepi dan tidak ada tetangga yang ikut terlibat. Pasti pihak keluarga akan semakin sedih. Tidak hadir juga kerap jadi penilaian di masyarakat. Ada kekhawatiran jika kelak kita punya acara serupa, tetangga juga enggan datang terlibat.Â
Kebersamaan ini dilandasi rasa sosial bermasyarakat dan empati. Saya ingat ketika mengiringi proses ngaben nenek buyut dan kerabat. Para pemuda desa dengan semangat menggotong bade yang berat serta berjalan hingga beberapa kilometer.Â
Pihak keluarga hanya menyediakan atribut dan konsumsi untuk pengiring. Salutnya mereka membantu dengan ikhlas.
***
Ngaben menjadi bagian upacara yang kerap dilakukan oleh masyarakat Hindu khususnya di Bali ketika ada keluarga yang meninggal. Prosesi pengabenan bisa terjadi berhari-hari serta mengeluarkan dana besar.Â
Saya takjub bahwa banyak menemukan sisi kebersamaan ketika ada yang melakukan prosesi pengabenan. Kebersamaan mulai membantu dari sisi dana, tenaga, waktu dan doa.Â
Disinilah saya melihat sisi kebersamaan positif yang terjaga di Bali. Kebersamaan yang terjadi pada prosesi pengabenan
Semoga Bermanfaat
--HIM--