Tantangan akan jauh lebih besar karena mahasiswa akan bingung mendeskripsikan penelitian kepada dosen pembimbing. Dosen pun akan menerka gaya pemikiran mahasiswa berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Sayang kerap terjadi ketidaksamaan yang membuat mahasiswa stres karena tidak memahami penjelasan dosen pembimbing.Â
# Alasan Kedua : Pencocokan Waktu Yang Tidak Sinkron
Mahasiswa sebagai pihak yang memiliki kepentingan lebih pada dosen pembimbing kerap kesulitan dalam menyamakan waktu bimbingan. Ada dosen yang memiliki jadwal padat, atau ada pula yang terkesan jual mahal.Â
Apes bagi mahasiswa yang memiliki dosen pembimbing "jual mahal" karena harus mengikuti jadwal si dosen. Ada kejadian yang dialami teman saya, dirinya sudah dijadwalkan bimbingan di tanggal dan jam yang ditentukan dosen. Sudah datang ke kampus dengan menyiapkan draft proposal dan berangkat lebih awal.Â
Ketika sampai di ruang dosen ternyata si dosen tidak ada di tempat. Dirinya menunggu cukup lama namun apesnya si dosen memberi kabar jika ia berhalangan ke kampus sehingga harus dijadwalkan ulang. Bayangkan teman saya ini mau kesal tapi tidak bisa apa-apa sehingga ia pun harus menunda kembali bimbingan.Â
Kondisi ini yang bikin banyak mahasiswa mengalami stres, kesal atau bahkan marah karena susahnya menyamakan waktu bimbingan. Bersyukurlah dulu saat saya skripsi. Dosen sudah membagi hari dan waktu bimbingan sehingga ketika sudah waktu bimbingan maka mahasiswa dan dosen sudah siap.Â
# Alasan Ketiga : Harapan Mahasiswa Tak Sejalan
Sebagai mahasiswa akhir pasti berharap dosen pembimbing bisa memberikan arahan, solusi atas masalah yang dihadapi mahasiswa atau bahkan membantu memberikan bahan bacaan/referensi yang membantu mahasiswa menyelesaikan skripsi. Namun harapan kerap tidak sejalan dengan realita.Â
Kejadian terjadi pula pada teman saya dimana dirinya hampir putus asa setiap selesai bimbingan. Bagaimana tidak, draftnya penuh corat-coret dari dosen namun dosen tidak mengarahkan apa yang perlu diperbaiki oleh si mahasiswa.Â
Bikin sesak di dada saat ujian, mahasiswa berharap dapat berjalan lancar. Namun justru dosen pembimbing ikut memberikan pertanyaan yang terkesan "membantai" si mahasiswa.Â