Ada obrolan ringan dengan seorang teman tentang perkembangan wisata di Bali. Satu hal yang masih saya ingat, teman saya cerita bahwa Ubud menjadi surga bagi wisatawan yang menginginkan gaya hidup tenang, nyaman, dan mengarah pada postmodernisme.Â
Wuah, saya tertarik mendengarkan pengalaman dirinya. Bercerita tentang beberapa temannya yang berasal dari Eropa dan Amerika ke Bali justru memilih untuk tidak mencari tempat-tempat keramaian. Ubud menjadi pilihan tepat saat datang ke Bali.Â
Secara tidak langsung pandangan saya sedikit berubah yang semula menganggap wisatawan asing khususnya dari negara maju senang ke Bali karena banyak menghadirkan hiburan ataupun atraksi yang sejalan dengan gaya hidup barat seperti budaya minum alkohol ataupun musik.Â
Saya sempat bertanya, kenapa Ubud jadi pilihan bagi wisatawan dengan karakter ini?Â
Pertama, Ubud Menawarkan Keasrian Alam
Teman saya cerita bahwa banyak turis asing yang notabane-nya dari negara maju justru menyukai keasrian alam Ubud. Ini susah ditemukan di negara asalnya.Â
Melihat sawah dengan sistem subak dan terasering, kesan asri dari suasana pepohonan yang rimbun ala hutan tropis, ada aliran sungai bahkan melihat petani yang tengah bercocok tanam pun menjadi hal spektakuler.Â
Bila ada konsep back to nature yang kerap kita dengar namun masyarakat kita seakan memilih sesuatu yang terkesan modern. Mengunjungi mal mewah lebih menarik dibandingkan bersantai di pinggiran sawah, menonton bioskop lebih menghibur dibandingkan melihat bapak ibu petani membajak sawah dan sebagainya.Â
Turis asing justru berada pada fase ingin kembali ke alam. Mereka sudah bosan dengan hal-hal modern dan rindu hidup berbaur dengan alam. Terkesan kontras dengan masyarakat kita namun kembali lagi setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!