Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Atasan Baik adalah Rezeki Tersendiri di Dunia Kerja

27 Maret 2023   15:41 Diperbarui: 3 April 2023   12:49 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi perempuan karie Photo by Keren Levand on Unsplash

Kata teman kantor, rezeki itu gak cuma uang. Berada di lingkungan kerja nyaman dan punya atasan baik pun adalah rezeki. 

Hati ini rasanya setuju dengan perkataan teman saya ini apalagi bagi para pekerja yang pernah mengalami pengalaman bekerja dengan atasan baik dan super menyebalkan. 

Saya pun pernah mengalami 2 momen ini. Dulu saat bekerja sebagai sales counter di sebuah toko handphone. Saya memiliki team leader yang agak menyebalkan versi saya. Hal yang membuat saya sebal ketika jika ada customer komplain, ia berusaha menghindar dan berharap anak buahnya bisa menghandle. 

Alhasil ketika ada masalah dengan customer, saya lebih banyak menyelesaikan sendiri atau justru meminta teman senior lain untuk membantu masalah tersebut. Pikiran saya toh percuma minta bantuan atasan, ujung-ujungnya gak dibantu. 

Suatu ketika supervisor ini mengundurkan diri. Saya seakan tidak merasakan kehilangan. Ternyata beberapa teman kerja pun merasakan hal sama. 

Pengalaman berbeda, kepala toko dikenal baik. Bahkan ketika tahu saya ada masalah, dirinya langsung menghampiri dan membantu handle customer. Bahkan kepala cabang kerap membagikan closing-an kepada anak buah di toko. 

Saya beruntung punya atasan seperti ini. Hampir tidak pernah marah, cara komunikasi juga baik dan tidak pelit pada bawahan. Ternyata kepala toko pun mengundurkan diri karena suatu alasan. 

Kami justru sangat merasa kehilangan. Bahkan kami mengunjungi kepala toko saat sepulang kerja. Entah kenapa hati terasa berat kehilangan sosok teladan dan baik hati. Rasa yang tidak didapatkan ketika team leader yang menyebalkan mengajukan resign. 

Teman bagian finance juga cerita senang punya atasan super baik saat di Head Office. Selalu bisa kasih semangat dan tidak mempersulit karyawan jika ada yang pengajuan cuti. Bagi si atasan, jangan mempersulit hak orang lain di kantor. 

Meskipun dirinya pindah kantor, ia tetap menceritakan kebaikan atasannya kepada kami. Saya pun pasti senang jika punya atasan seperti itu. Gak masalah gaji tidak besar asalkan atasan tidak pernah membentak, menghormati hak karyawan dan selalu bisa kasih support. 

Mengapa Bos Baik Adalah Rezeki Tersendiri? 

Pengalaman 1 :

Pengalaman ini diceritakan oleh rekan yang bekerja di team sales distributor. Dirinya bercerita bahwa pernah bekerja di perusahaan besar bergerak sebagai produsen makanan dan minuman yang produknya mudah ditemukan di sekitar kita. 

Ia bekerja sekitar 4 tahun dengan gaji dan fasilitas baik. Namun ternyata ia memilih untuk resign. Padahal banyak orang bermimpi bekerja di perusahaan itu. Ia bercerita karena lingkungan kerja yang membuatnya tidak nyaman. 

Atasan Yang Disayang Bawahan | Sumber Situs Fimela
Atasan Yang Disayang Bawahan | Sumber Situs Fimela

Bayangkan setiap hari harus meeting sales dan jika ada sales tidak memberikan progres bagus maka akan langsung terkena caci maki. Bahkan dari supervisor hingga level top manajemen tidak segan melempar barang, mengeluarkan kata umpatan kasar atau bahkan memberikan sanksi tidak masuk akal pada bawahannya. 

Cara kerja ini sedikit banyak mempengaruhi sikapnya ketika dipercaya sebagai leader sales. Ia pun bersikap sama yaitu kasar dan mudah tempramen. Seiring waktu ia merasa tidak nyaman, kebetulan atasan di divisinya juga resign. Ia ditawarkan untuk bergabung dengan atasan di perusahaan baru. 

Tanpa pikir panjang ia pun mengiyakan karena selama kerja di perusahaan lama. Hanya atasan ini yang bersikap bijak, tidak suka mengeluarkan kata kasar dan memberi semangat pada bawahan. Meskipun perusahaan ini tidak memberikan fasilitas dan gaji lebih besar tapi ia nyaman karena bekerja dengan atasan yang baik dan menghormati kinerja bawahannya. 

Pengalaman 2 :

Pengalaman ini diceritakan oleh adik saya. Bekerja di perusahaan retail yang ternama dengan kantor pusat di Jakarta. Ia senang punya atasan yang baik, tidak bawel dan sangat profesional. 

Adik saya cerita jika ternyata divisinya dievaluasi oleh manajemen, maka atasannya selalu memback-up dan meyakinkan bahwa divisi tempat adik saya bekerja sangat dibutuhkan. Usaha ini karena khawatir jika divisi ini dibubarkan dan nasib team akan dipertaruhkan. 

Atasan Yang Tidak Segan Memberikan Apresiasi Pada Bawahan | Sumber Liputan6.com
Atasan Yang Tidak Segan Memberikan Apresiasi Pada Bawahan | Sumber Liputan6.com

Bahkan jika atasan kena semprot oleh manajemen, atasan tidak menunjukan perubahan mood pada bawahan. Padahal biasanya jika atasan kena semprot oleh manajemen maka ia akan melampiaskan kepada bawahan. 

Adik saya merasa punya pimpinan yang siap membimbing, mengarahkan dan melindungi team jika ada yang menyenggol. Ia merasa bersyukur ditempatkan di divisi ini meskipun ini merupakan divisi baru dan masih banyak yang perlu dievaluasi. 

***

Rezeki dalam dunia kerja bukan semata mendapatkan gaji besar, tunjangan banyak, bekerja di perusahaan prestis dan sebagainya. Justru memiliki atasan baik adalah rezeki tersendiri. 

Atasan yang suka mengarahkan bawahan, mendukung bawahan untuk berkembang, tidak mempersulit hak karyawan seperti ijin cuti dan tidak bawel adalah hal yang menyenangkan dalam dunia kerja. 

Saya pun pernah memiliki atasan yang baik dan sangat bersyukur karena bisa berkembang dan bekerja dengan senang dan nyaman. 

Ketika atasan berpisah karena resign atau pindah divisi/kantor pasti akan memberikan rasa sedih mendalam bagi bawahan. Jika sudah berada di momen ini, selamat Anda sudah beruntung memiliki atasan yang baik. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun